Kunci Atasi Ketinggalan Pembangunan Infrastruktur Telekomunikasi

Kamis, 31 Mei 2018 | 10:15 WIB
Kunci Atasi Ketinggalan Pembangunan Infrastruktur Telekomunikasi
Tower telekomunikasi. [Pixabay]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Direktur Pengembangan Pitalebar Dirjen Penyelenggaraan Pos dan Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo), Benyamin Sura mengungkapkan, pembangunan infrastruktur telekomunikasi di daerah terpencil membutuhkan kolaborasi dari seluruh pemangku kepentingan. Pasalnya, Indonesia masih harus banyak mengejar ketertinggalan ketersediaan infrastruktur di remote area yang saat ini baru 7,87 persen.

"Untuk fixed broadband memang butuh banyak inovasi dan kolaborasi. Dengan begitu penetrasi yang sudah dilakukan bisa lebih ditingkatkan menjadi double digit seperti di seluler,” kata Benyamin Sura, beberapa waktu lalu.

Menurut data dari Kominfo, capaian wilayah pedesaan yang sudah tersentuh oleh jaringan internet pita lebar berbasis 3G sudah mencapai 73,02 persen dari total 83.218 desa / kelurahan. Sementara untuk cakupan jaringan 4G LTE, baru mencapai 55,05 persen.

Ditargetkan pada 2019, 100 persen wilayah desa / kelurahan sudah terjangkau jaringan 3G. Untuk seluruh wilayah kabupaten / kota yang berjumlah 514, pada tahun depan diharapkan sudah harus 100 persen ter-cover jaringan 4G LTE. Saat ini, baru 64 persen yang sudah ter-cover.

Baca Juga: 5 Fakta Iko Uwais, Pernah Jadi Sopir Perusahaan Telekomunikasi

"Kami berharap operator bisa memaksimalkan kehadiran infrastruktur tersebut untuk menghadirkan ekonomi digital di remote area," tambah Benyamin.

Sementara itu, Anang Latif, Direktur Utama BP3TI berpendapat, adanya rampungnya jaringan serat optik palapa ring barat dapat mempercepat pembangunan jaringan internet di wilayah rural. Di mana kekuatan Palapa Ring Barat adalah menjangkau kota kabupaten maupun pulau terluar dengan jaringan serat optik dan didukung oleh pemerintah Indonesia Melalui Kemkominfo (BP3TI).

“Ketersediaan ini diharapkan dapat berkolaborasi dengan operator sehingga mempermudah dan menghemat biaya operator,” tambah Anang.

Turut hadir dalam diskusi, para operator telekomunikasi seperti PT XL Axiata, PT Telkomsel, dan PT Sampoerna Telekomunikasi turut menyampaikan komitmennya dalam membangun dan membuka akses layanan telekomunikasi di seluruh wilayah Indonesia.

Baca Juga: DPR Duga Operator Telekomunikasi Bermain soal Kebocoran NIK

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI