Suara.com - Pernahkah Anda berfikir asal-usul paraf yang diberikan guru di buku tugas atau ulangan muridnya? Di Indonesia, simbol ini biasa disebut sebagai ponten.
Uniknya, paraf ini dipakai oleh hampir semua guru di Indonesia dari generasi ke generasi. Suara.com mengumpulkan dari berbagai sumber terkait asal-usul simbol ini.
Lambang ini disebut flourish of approval atau krul. Sebuah simbol asal Belanda yang digunakan untuk menilai tugas sekolah atau untuk menunjukkan bahwa seseorang telah melihat dan menyetujui sebuah paragraf.
Krul pertama kali muncul pada awal abad ke-19 bersama dengan meningkatnya birokrasi di Belanda. Sementara itu, para sejarawan percaya bahwa simbol ini berasal dari huruf 'g' yang ditulis dengan terburu-buru dan diartikan sebagai goed yang berarti bagus atau gezien yang berarti telah dilihat.
Baca Juga: Sejarawan: Tionghoa dan Tiongkok Dua Hal yang Berbeda
Simbol ini jarang digunakan di luar Belanda selain di bekas koloni Belanda seperti Indonesia, Afrika Selatan, Antillen Belanda, dan Suriname.
Tak banyak orang mengetahui asal-usul dari lambang yang sering digunakan para guru sebagai ponten tersebut. Meskipun bukan pengetahuan baru, tapi fakta ini cukup menuai beragam komentar dari netizen.
"Kirain dulu dapet ponten kayak begitu nilainya 100," tulis Dimas Nuggraha dalam akun Twitter miliknya.
"Aku mengingatnya. Aku pikir dulu ini adalah simbol yang buruk," ujar Ronald.
"Bener nih. Kadang suka ngikutin juga bikin ponten begitu," tambah Rina.
Baca Juga: Sejarawan LIPI Desak Kurikulum Sejarah G30S Direvisi