Suara.com - Banyak yang mengatakan bahwa sosok ayahlah yang akan paling merasa kehilangan saat menikahkan anak perempuannya. Hal itu pun yang dirasakan oleh seorang ayah dari tiga anak berumur 62 tahun asal Taiwan, yang menikahkan salah satu putrinya bernama Zheng Wen Yeh.
Sebuah video berdurasi hampir satu setengah menit, memperlihatkan sang ayah Zheng Wen Yeh, tengah membacakan pesan di hari pernikahan putrinya sambil menahan isak tangis menjadi viral di dunia maya. Hal itu dikarenakan isi pesan ayah Zheng Wen Yeh yang disampaikan dalam bahasa Manadarin, kepada pasangan putrinya yang sangat menyentuh hati.
"Saya orang pertama yang memeluknya, bukan Anda. Saya adalah orang pertama yang menciumnya, bukan Anda. Saya orang pertama yang mencintainya, bukan Anda," ucapnya sambil terlihat menyeka air mata.
"Tapi saya harap Anda adalah orang yang bisa bersamanya selamanya. Jika suatu hari Anda tidak mencintainya lagi, jangan katakan itu kepadanya. Sebagai gantinya, katakan kepada saya. Saya akan datang dan membawanya pulang," tambahnya.
Baca Juga: Foto Jadul Meghan Markle di Depan Buckingham Jadi Viral
Mendengar pesan tersebut, membuat semua orang yang hadir menangis. Video itu diunggah oleh adik dari pihak mempelai perempuan, Ting Yi Yeh, di akun Facebook miliknya. Sang ayah menyampaikan pesan itu ketika kedua pengantin berlutut di depannya dalam upacara tradisional Cina.
Dilansir dari Daily Mail, Zheng Wen Yeh mengatakan bahwa ia tidak ingin mengucapkan selamat tinggal kepada ayahnya setelah pernikahan.
"Saya tidak ingin meninggalkannya. Saya hanya ingin tinggal bersamanya dan merawatnya selama sisa hidupnya. Saya sangat berterima kasih kepada orangtua saya. Saya akan mencintai dan menghormati ayah saya selamanya," ungkap Zheng Wen Yeh.
Sementara itu, Ting Yi Yeh mengatakan bahwa ayahnya tidak berpendidikan tinggi dan bukan penulis yang baik, bahkan lupa cara untuk menulis huruf tertentu. Tapi lewat pesan yang disampaikan oleh sang ayah membuatnya sangat tersentuh dan menyadari betapa sosok ayahnya mencintai ketiga putrinya.
Baca Juga: Video Viral Emak-Emak di Surabaya Marahi Teroris
Rupanya, dulu ayah mereka memiliki sifat keras kepala dan penuh dengan peraturan ketat, lalu semuanya berubah sejak empat tahun lalu, ketika mereka kehilangan sosok seorang ibu.