Suara.com - Cabai merah tak hanya "membakar" lidah, tetapi juga berpotensi mengundang sakit kepala. Dalam sebuah kompetisi makan cabai terpedas yang dikenal sebagai Carolina Reaper, seorang kontestan diserang sakit kepala hebat, demikian dilaporkan Sciencenews.
Sampai saat ini, Carolina Reaper menduduki posisi puncak di Guinness World Records sebagai cabai terpedas, yang memiliki kaliber 200 kali lebih dahsyat dibandingkan jalapeño.
Hanya dalam jangka satu menit, satu peserta ajang menyantap Carolina Reaper langsung sakit kepala parah. Setelah bertahan selama dua hari, akhirnya menyerah dan masuk rumah sakit.
Saat ditangani pertama kali, tidak terlihat adanya keganjilan. Ketika tekanan darah di otak di-scan, barulah ditemui bahwa telah terjadi penyempitan arteri di bagian kepala. Perawatan pun dilakukan, termasuk minum banyak air putih dan obat pereda sakit.
Baca Juga: Pemprov DKI Belum Beri Tahu Polisi Ada Salat Tarawih di Monas
Setelah lima minggu, barulah arteri di otak kembali normal. Dengan dimensi sebagaimana sebelum terjadi "serangan pedas".
Kulothungan Gunasekaran, seorang pakar medis di Henry Ford Hospital in Detroit, Michigan, Amerika Serikat menyimpulkan, capsaicin atau zat dalam kandungan cabai yang bersifat bisa membakar lidah dan kulit, menjadi pemicu sakit kepala parah itu.
Penyempitan arteri otak menyebabkan serangan sakit kepala tiba-tiba, sekaligus sangat parah. Biasanya hal ini terjadi pada kehamilan atau berkenaan dengan penggunaan pengobatan ilegal termasuk narkoba. Kini bisa ditambahkan daftar penyebab sakit kepala parah adalah cabai merah jenis tertentu.
Uniknya, capsaicin yang dimiliki cabai memiliki dua sisi. Dalam dosis kecil bisa digunakan untuk meredakan sakit. Sementara dalam dosis berlebihan menimbulkan sakit kepala, bahkan serangan jantung tidak fatal. Sebagai produk di luar makanan, juga dijadikan bahan baku produk perlindungan diri terhadap kejahatan: pepper spray.
Baca Juga: Soal Pajak Tiket Asian Games, Sandiaga akan Cari Solusi