Suara.com - Saat membaca tawaran paket-paket wisata, terkadang dijumpai pilihan "midnight sun". Beberapa film genre romansa sampai aksi laga pun ikut mengangkatnya sebagai setting cerita. Panorama indah yang muncul layar kaca serta brosur itu adalah bagian dari fenomena alam.
Nama ilmiah midnight sun adalah polar day. Di Belahan Bumi Utara (BBU) atau Northern Hemisphere terjadi saat musim panas. Sebaliknya, di Belahan Bumi Selatan (BBS) atau Southern Hemisphere terjadi pada musim dingin.
Dengan sumbunya, Bumi mengalami rotasi dari Barat ke Timur. Akibat pergerakan ini, timbul peristiwa siang dan malam berdurasi sekitar 24 jam.
Saat terjadi summer solstice atau titik balik Matahari sekitar 21 Juni setiap tahunnya, sumbu rotasi Bumi mencapai kemiringan sudut maksimum terhadap Matahari, yaitu 23,4 derajat. Hasilnya, semakin mendekati Lingkaran Kutub Utara, Matahari terlihat di atas garis cakrawala selama 24 jam.
Baca Juga: Pensiun Dunia Hiburan, Sophia Latjuba Ingin di Jerman
Negara-negara yang mengalami fenomena midnight sun adalah Finlandia, Swedia, Norwegia, Amerika Serikat (khusus di Alaska), Kanada, Greenland, dan Rusia.
Bisa juga terjadi kondisi di mana Matahari tidak terus-menerus terlihat, namun jejak sinarnya terus "tertinggal" di garis cakrawala yang membuat malam tak kunjung datang. Kondisi ini dialami negara-negara bagian selatan dari lokasi-lokasi terlihatnya midnight sun. Fenomenanya dikenal sebagai white night.