Suara.com - Kabar gembira datang dari BBC News, di mana whale sharks (Rhicodon typus) yang masuk golongan satwa terancam punah terpantau keberadaannya di perairan lepas pantai Madagaskar, pesisir timur Afrika.
Penelitian para pakar menghasilkan temuan bahwa jumlah satwa laut yang dalam bahasa Indonesia dikenal sebagai hiu paus itu melebihi perkiraan sebelumnya.
Tercatat 85 ekor whale sharks berhasil diidentifikasi dalam satu musim, yang dipelajari berdasar pemotretan bercak-bercak khas punggung. Di mana antara satu ekor dengan lainnya memiliki pola berbeda.
Dalam bahasa Madagaskar, bercak berwarna kelabu ini dikenal sebagai marokintana atau banyak bintang. Sementara dalam bahasa Jawa, berjuluk geger lintang atau si punggung berbintang.
Baca Juga: Komisi X: Standar Nasional Pendidikan Harus Ditinjau Ulang
"Tidak ada yang menyangka bakal menemukan whale sharks sebanyak ini," lapor Stella Diamant dari Madagascar Whale Shark Project di Nosy Be, satu pulau di dekat Madagaskar.
"Mereka tidak berada di sini sepanjang tahun, melainkan datang setiap kali membutuhkan pakan."
Para pakar biologi kelautan lantas memasukkan hotspot area pakan whale sharks ini ke dalam database global yang dikenal sebagai The Wildbook for Whale Shark.
Ternyata tidak overlap dengan kawasan pakan lainnya di Samudera Hinda. Ini berarti bahwa kelompok-kelompok whale sharks anakan tidak bermigrasi dari Mosambik atau berbagai kawasan sekitarnya.
Lewat satelit, pakar melakukan tagging atas sekelompok whale sharks agar bisa mengikuti pergerakan mereka. Hasil yang terekam adalah, lebih dari setengah koloni mengarah ke selatan Madagaskar, sementara lima lainnya menuju Pulau Mayotte dan Comoros.
Baca Juga: Berantas Teror, DPR Apresiasi Pembentukan Operasi Khusus Gabungan
"Madagaskar terbukti menjadi habitat yang dikehendaki kelompok whale sharks anakan, sehingga langkah-langkah proteksi area di negara ini mesti dilakukan secara efektif," tutup Diamant.