Suara.com - "Serangan" ulat bulu terjadi di London sejak musim semi Maret lalu. Mereka "menduduki" pohon-pohon ek dan tanaman berbatang keras lainnya. Hal ini telah melahirkan imbauan kesehatan untuk warga setempat. Agar tidak melakukan kontak dengan si satwa bila menemuinya di taman-taman kota.
Ulat-ulat bulu ini mampu mengeluarkan 630 ribu setae, struktur rambut keras yang panjangnya sekitar 100 - 500 mikrometer. Berkasnya bisa mendarat di kulit kita, tanah, bahkan baju yang dikenakan, dengan bantuan tiupan angin. Bila terkontaminasi, muncul serangkaian gejala.
Seperti diungkap Sciencenews.org, Andrea Battisti, seorang pakar antropoda dari Italia yang mempelajari ulat bulu hampir empat dekade menyebutkan, gejala yang timbul setelah terkena bulu dari si ulat adalah mata serasa terbakar, kulit kemerahan, rasa gatal, berkeringat, sampai iritasi.
Hal itu disebabkan karena thaumetopein, zat protein yang ada di dalam setae mengalami reaksi dengan tubuh manusia. Sementara zat chitin menghasilkan reaksi imun dan inflamasi.
Baca Juga: Cantiknya 5 Selebriti Mendadak Hijab di Bulan Ramadan
Lebih buruk lagi, bila setae terhirup, bakal membuat suara napas meninggi dan terputus-putus. Bila masuk ke mata, bakal menimbulkan conjunctivitis. Kondisi lainnya adalah muntah, pusing, sampai sakit kepala.
Reaksi setiap individu berbeda-beda, namun pesan yang disampaikan sama. Bakal terjadi proses kimia dan reaksi bila kulit manusia terkena ulat bulu, demikian pula bila sampai terhirup.