Suara.com - Bukan sekali atau dua kali Indonesia diguncang teror bom. Sejak tahun 2002, pertama kali bom Bali 1 terjadi, rentetan bom terjadi mulai dari yang berdaya ledak kecil hingga besar. Terakhir, teror terjadi di Surabaya, Jawa Timur, selama dua hari berturut-turut.
Mau tahu jenis bom apa saja yang pernah digunakan teroris di Indonesia? Berikut ulasannya.
Bom Panci
Meski namanya terdengar sepele, bom panci ini punya daya ledak yang tak bisa diremehkan, lho. Masih ingat kasus bom panci yang terjadi pada Maret 2017? Nah, bom panci yang terjadi di Kampung Kubang Bereum, Sekejati, Buahbatu, Bandung, Jawa Barat ini dibuat menggunakan media panci. Alat peledak dan dimasukkan yang dikendalikan dari jarak jauh. Daya ledak bom panci dapat memicu kerusakan besar.
Bom Koper
Pada 2009, bom meledak di kawasan Mega Kuningan, Jakarta Selatan, tepatnya di Hotel JW Marriot dan Ritz Carlton. Ledakan yang berasal dari bom bunuh diri tersebut menggunakan media koper sebagai tempat menyimpan bom. Koper diisi dengan beberapa bahan peledak dan benda-benda perusak. Bom dikendalikan dari jarak jauh untuk diledakkan, sama seperti bom panci.
Baca Juga: Denny Cagur Girang Isi Acara Ramadan Bareng Cak Lontong
Bom Buku
Bom buku pernah terjadi di kawasan Utan Kayu, Jakarta Timur. Bom ini menggunakan buku sebagai medium peledak. Cara teroris mengemas bom adalah dengan mengosongkan bagian tengah buku, kemudian mengisinya dengan alat peledak. Dari kejadian ini, AKBP Dodi Rahmawa yang kala itu menjabat sebagai Kasat Reskrim Jakarta Timur menjadi korban dan harus kehilangan tangan kirinya.
Bom Tas Pinggang
Bom tas pinggang adalah bom yang digunakan di GKI Diponegoro, Surabaya, Jawa Timur, Minggu (13/5/2018). Berdasarkan hasil penyelidikan polisi, kuat dugaan bom yang meledak di gereja ini adalah bom pinggang, karena pelaku bom bunuh diri mengalami luka berat di bagian perut dan sekitarnya.
Bom TNT
Tim Investigasi Gabungan Polri dan Kepolisian Luar Negeri yang telah dibentuk untuk menangani kasus bom Bali 1 menyimpulkan bahwa bom yang digunakan saat itu adalah bom berjenis TNT (trinitrotoluena) seberat 1 kg. Ledakan yang terjadi di depan Sari Club, Jimbaran, Kuta, Bali ini menelan korban 202 jiwa dan 209 orang luka-luka atau cedera, yang kebanyakan merupakan wisatawan asing.
Mother of Satan
Ini adalah jenis bom yang sangat mematikan. Bom berjenis Three Asseton Three Poropsaid (TATP) ini memiliki daya ledak yang sangat dahsyat dan bisa membuat tubuh korban tercerai-berai. Bom inilah yang ditemukan Densus 88 Antiteror di Rusunawa Wonocolo, Sidoarjo pada Minggu (13/5) malam. Alasan bom ini dijuluki The Mother of Satan karena kekuatan ledaknya yang sangat kuat, serta sifat bahan kimianya yang sangat sensitif dan mudah meledak apabila terkena panas, tekanan atau gesekan, listrik statis, ataupun radiasi ultraviolet.
Baca Juga: Ramadan, Orang Miskin Jakarta Bisa Buka Puasa Gratis di Sini