Suara.com - Mulyoto Pangestu membuat dunia kaget dengan penemuannya. Lelaki asli Pekalongan ini menemukan sebuah teknologi proses penyimanan sperma dengan biaya yang murah.
Ke depan penemuannya ini sangat mungkin bermanfaat untuk keluarga yang sulit mempunyai keturunan lewat bayi tabung. Tapi, Mulyoto sendiri sama sekali tidak mencobakan metodenya untuk sperma manusia karena ethics permit yang dimilikinya hanyalah untuk hewan.
Ia mengerjakan penelitianya selama 8 bulan. Proses itu dilakukannya saat Mulyoto menempuh pendidikan di Monash University, Australia.
Bahan yang dipakai adalah dua lapis tabung plastik mini yang berukuran ukuran 0,250 mili liter dan 0,500 mili liter. Kemudian disegel dengan panas (heat-sealed), setelah itu dibungkus lagi dengan aluminium foil.
Baca Juga: Keren! Ilmuwan Jepang Ciptakan Robot Mirip Transformers
Biaya proses pembekuan sperma di tangannya jauh lebih murah. Biasanya proses penyimpanan sperma pertahun mencapat 10.000 dolar AS. Sementara dengan penemuannya bisa ditekan sampai 5.000 dolar AS.
Atas temuannya itu, dia meraih penghargaan tertinggi Gold Award dalam kompetisi Young Inventors Awards yang diadakan majalah The Far Eastern Economic Review (FEER) dan Hewlett Packard Asia Pasifik pada 13 Desember 2001. Ia menyisihkan 298 kandidat dari 14 negara di Asia. Kala itu, ia masih mahasiswa program doktoral di Monash Institute of Reproduction and Development, Monash University, Australia.
Bagaimana temuannya itu bekerja? Proses penyimpanan sperma dilakukan dengan menggunakan teknologi sistem kering yang dikenal dengan Intracytoplasmic Sperm Injection (ICSI) hal ini ternyata menjawab kegelisahannya, ia menemukan sel tertentu di alam bisa dikeringkan dan dihidupkan kembali.
”Kita bisa meniru organisme itu kalau diterapkan sel yang ada bagaimana? Alhamdulilah bisa dilakukan,” kata Mulyoto saat berada di Universitas Negeri Jenderal Soedirman (Unsoed), Purwokerto, Rabu, (2/5/2018).
Estimasi biaya murah sendiri dalam penjelasannya dapat diketahui dari perbandingan pembeli peralatan cold storage untuk menyimpan material biologis yang biasanya membutuhkan nitrogen cair sebagai bahan pendingin. Selain tangkinya mahal dan makan tempat, nitrogen cair sangat berbahaya.
Baca Juga: Ilmuwan: Situs Uji Coba Nuklir Korut Sudah Tak Layak, Teradiasi?
“Kita harus beli nitrogen, rutin seminggu sekali kita isi. Kalau ini (penyimpanan sperma-red) itu disimpan saja di ruangan, biaya murah karena tidak perlu tangki,” terangnya.