8 Fakta Jan Koum, Pendiri WhatsApp yang Merangkak dari Bawah

Jan Koum, pendatang Yahudi dari negara komunis yang pernah menjadi tukang pel, pegawai Yahoo, ditolak Facebook hingga mendirikan WhatsApp.
Status itu akan menginformasikan apakah seseorang sedang menerima telepon, baterai ponselnya sedang kosong, atau pemilik ponsel sedang sibuk.
Koum bisa mengerjakan sebagian aplikasi itu, tetapi ia butuh seorang developer aplikasi iPhone. Fishman lalu memperkenalkannya pada Igor Solomennikov, seorang developer yang tinggal di Rusia.
Bekerja cepat, Koum lalu mendaftarkan perusahaannya, WhatsApp Inc, di California pada 24 Februari 2009, tepat pada hari ulang tahunnya.
Koum menghabiskan berhari-hari menyempurnakan aplikasi itu, untuk menyambungkannya dengan semua nomor telepon di seluruh dunia. Ia bahkan menggunakan Wikipedia untuk mencatat semua kode nomor telepon negara di dunia.
Baca Juga: Beda WhatsApp Web dan WhatsApp Desktop, Pilih yang Paling Sesuai Kebutuhan
Versi awal WhatsApp tak berjalan mulus. Aplikasi itu kerap tak berfungsi normal. Ketika Fishman menginstal WhatsApp di ponselnya, aplikasi itu hanya bisa membaca beberapa nomor telepon di daftar kontaknya.
Beberapa bulan kemudian, ketika bertemu Acton, Koum mengeluh soal aplikasinya itu. Ia mengaku akan menyerah dan mulai mencari pekerjaan baru.
"Kamu bodoh jika menyerah sekarang. Cobalah beberapa bulan lagi," timpal Acton ketika itu.
Bantuan datang dari Apple ketika perusahaan itu meluncurkan push notification pada Juni 2009. Dengan itu fitur itu, WhatsApp kini bisa mengirim "ping" ke semua kontak ketika penggunanya mengganti status.
"Dalam beberapa situasi, aplikasi itu berubah menjadi aplikasi pesan," kata Fishman.
Baca Juga: Fitur Baru WhatsApp: Dari Rapat Spontan Sampai Bikin Acara, Semua Jadi Lebih Mudah!
Berawal dari sana, Koum kemudian sadar aplikasi ciptaanya itu bisa menjadi sangat luas biasa.