Suara.com - Presiden Joko Widodo berbicara tentang pentingnya kewaspadaan terhadap serangan siber dan menyinggung skandal Facebook di hadapan pemimpin dan kepala negara ASEAN yang hadir dalam KTT ASEAN ke-32 di Singapura.
Jokowi, demikian presiden akrab disapa, mengatakan bahwa negara-negara ASEAN perlu bekerja sama lebih erat di ranah teknologi digital dan keamanan siber untuk mengatasi ancaman di dunia maya.
"Kita tahu terdapat penyalahgunaan data pribadi dari pengguna Facebook. Di ASEAN kita perlu memastikan kerangka kerja sama di bidang keamanan siber juga memuat pelindungan data pribadi. Untuk itu kerja sama siber merupakan keharusan," kata Jokowi di The Istana Singapura, Jumat malam (27/4/2018).
Facebook diketahui telah membocorkan data milik lebih dari 80 juta penggunanya di seluruh dunia. Di Asia Tenggara, Indonesia, Filipina, dan Vietnam diketahui menjadi korban skandal ini.
Selain itu, Presiden Jokowi mengatakan bahwa potensi ASEAN di bidang e-commerce sangat besar. Menurut dia, pada 2025 pengguna internet ASEAN akan meningkat 3 kali lipat menjadi 600 juta.
"Pembelanjaan e-commerce diproyeksikan mencapai hampir 90 miliar dolar AS dan total ekonomi berbasis internet akan mencapai 200 miliar dolar AS," kata Jokowi.
Oleh karena itu, kawasan ASEAN dinilai perlu membangun kerja sama yang lebih erat antara negara-negara anggota ASEAN dalam hal pengembangan kebijakan keamanan siber dan inisiatif capacity building termasuk melalui the ASEAN Cyber Capacity Programme, the AMCC, dan the ASEAN-Japan Cybersecurity Capacity Building Centre.
Turut hadir mendampingi Presiden dalam rapat pleno tersebut Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto dan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi. (Antara)