Suara.com - Seorang lelaki tunarungu asal Singapura bernama Razali Bin Mohamad (48) telah kehilangan 80 persen fungsi pendengarannya sejak kecil ini. Uniknya, dia diketahui bisa 'berkomunikasi' dengan burung dan hal tersebut menjadi perbincangan hangat di media sosial.
Razali mulai bekerja di Jurong Bird Singapura lebih dari dua dekade lalu dan sekarang menjabat sebagai wakil kepala penjaga burung. Tuli sejak kecil, dia telah mengembangkan ikatan yang lebih dekat dengan para burung di area tersebut dan mendapat julukan dari pekerja lain sebagai "pembisik burung".
Dilansir dari NDTV, ia mengaku berkomunikasi dengan burung-burung itu melalui gerutuan, isyarat dan bahasa tubuh. Kepada AFP Razali menambahkan bahwa ia mengenali burung-burung itu lewat perilaku dan kepribadian mereka.
"Semua burung ini adalah teman saya," ungkapnya, mencoba untuk berkomunikasi melalui gerakan dan bahasa Melayu.
Baca Juga: Terinspirasi Kaum Tunarungu, Trisouls Gandeng Surya Sahetapy
Razali pun mengaku bahwa berkomunikasi dengan rekan-rekannya lebih menantang daripada dengan burung-burung tersebut.
Seorang asisten kurator bernama Angelin Lim mengatakan bahwa Razali memiliki cara berkomunikasi yang tidak semua orang bisa lakukan.
"Hanya dengan melihat, dia tahu apakah burung itu baik atau tidak," ucapnya.
VIDEO: Deaf since childhood, Razali Bin Mohamad Habidin has developed a closer bond with the creatures under his care than any other keeper at Singapore's Jurong Bird Park, where other staff refer to him simply as the "bird whisperer" pic.twitter.com/KGmhomiAvu
— AFP news agency (@AFP) April 24, 2018
Di taman burung yang menampung lebih dari 5000 jenis burung itu, Razali memimpin sekitar selusin staf dan memberikan instruksi dengan membuat berbagai gerakan tangan yang rumit, kemudian membaca bibir rekan-rekannya untuk melihat respon mereka.
Baca Juga: Aplikasi Ini Tawarkan Terapi Rumahan bagi Anak Tunarungu