Suara.com - iPhone diklaim sebagai smartphone yang sulit diretas, begitu juga dengan data-data yang ada di dalamnya. Baru-baru ini sebuah perangkat, GrayKey, diklaim mampu membuka kunci ponsel pintar milik iPhone tersebut. Sayangnya, kondisi ini dimanfaatkan sekelompok hacker (peretas) yang kemudian meminta uang tebusan (ransomware)sebesar 15.000 dolar AS atau sekitar Rp208 juta.
Tampaknya, ketika menyiapkan satu perangkat tersebut untuk pelanggan, kode itu terpapar di web dan seseorang atau kelompok peretas berhasil mengambil setidaknya sebagian dari itu. Orang atau kelompok yang bertanggung jawab telah dua kali menuntut uang tebusan dalam bentuk Bitcoin.
Setiap kali tebusan diminta, hacker itu merilis kode yang berbeda sebagai bukti. Sampai sekarang, tampaknya belum ada yang membayarkan tebusan.
Perusahaan itu merilis pernyataan yang mengakui telah terjadi kesalahan konfigurasi jaringan di situs pelanggan, UI unit GrayKey dipaparkan ke internet untuk jangka waktu singkat pada awal bulan ini.
Baca Juga: Tercyduk, Brand Ambassador Huawei Gunakan iPhone
"Selama waktu ini, seseorang mengakses HTML/Javascript yang membentuk UI kami. Tidak ada IP sensitif atau data yang terpapar, karena GrayKey sedang diuji validasi pada saat itu. Kami telah menerapkan perubahan untuk membantu pelanggan kami mencegah akses yang tidak sah," tulis pernyataan tersebut.
Masih belum jelas seberapa penting kode yang diambil dan langkah apa yang diambil (jika ada) untuk memulihkannya. Beberapa orang berspekulasi bahwa informasi ini menunjukkan bahwa perangkat memerlukan internet.
Sebagai informasi, sebuah perangkat diklaim dapat membuka kunci iPhone. Perangkat (Graykey) dibuat oleh perusahaan GrayShift. Perangkat ini hadir dalam dua model, salah satunya membutuhkan koneksi internet. [Phonearena]