Suara.com - Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengingatkan dan mengajak masyarakat untuk lebih bijak dan tabayun dalam menyikapi informasi yang beredar di Media Sosial (medsos) belakangan ini.
"Tidak benar menyimpulkan suatu kegiatan atau program dengan konteks yang tidak utuh dan tanpa data yg lengkap. Kita harus selalu Tabayun ketika menerima informasi di Medsos" ungkap Ketua MUI yang juga Rais Aam PBNU Prof DR KH Ma'ruf Amin, saat ditemui usai mengunjungi Pondok Pesantren An Nawawi Tanara Serang, melalui keterangan resminya.
Dewan Pimpinan Majelis Ulama Indonesia (MUI) telah mengeluarkan pedoman bermuamalah atau bersosialisasi dengan menggunakan media. Fatwa muamalah melalui media sosial ditujukan pula agar penggunaan media itu tidak menimbulkan bahaya.
“Kebencian dan permusuhan itu malah marak melalui medsos ini. Jadi pengunaan medsos dengan merusak menimbulkan bahaya. Bahaya itu harus dihilangkan, maka kami mengeluarkan fatwa bermuamalah medsos. Karena kita tidak mungkin menghindari medsos ini tapi bagaimana menggunakan medsos,” jelas Prof DR KH Ma’ruf Amin.
Baca Juga: Anies Baswedan: Saya Tidak Takut Apa yang Ditulis Medsos, Tapi...
Pada kesempatan lain, Sekretaris Kementerian BUMN Imam Apriyanto Putro, mengatakan Kementrian BUMN selalu mendorong dan memonitor agar bantuan yang dilakukan setiap perusahaan pelat merah bisa membantu semua kalangan tanpa memandang Suku, Agama, Ras, dan Antar golongan (SARA).
"Kegiatan CSR harus menjadi langkah apresiasi atas keberagaman masyarakat Indonesia untuk saling menghargai dan menghormati. BUMN juga harus bisa langgeng bersinergi menghasilkan karya terbaik untuk bangsa," pungkasnya.
Sebelumnya, VP Corporate Communication Telkom Arif Prabowo mengatakan kegiatan CSR yang dilakukan Telkom selama ini sudah proporsional sesuai dengan keberagaman masyarakat Indonesia.