Gara-gara Facebook, Suami Cekik Istri Hingga Tewas

Liberty Jemadu Suara.Com
Selasa, 17 April 2018 | 20:27 WIB
Gara-gara Facebook, Suami Cekik Istri Hingga Tewas
Ilustrasi seorang perempuan dicekik. [Shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Seorang suami di Gurugram, di pinggiran kota New Delhi, India mencekik istrinya hingga tewas setelah menuding ibu dari anak-anaknya itu sudah kecanduan menggunakan media sosial Facebook dan aplikasi pesan singkat WhatsApp.

Hariom, nama lelaki yang berprofesi sebagai tukang servis komputer itu, mencekik istrinya Luxmi yang sedang tidur pada Kamis malam (12/4/2018), demikian diwartakan oleh Times of India, Selasa (17/4/2018).

Ditangkap polisi pada Jumat pekan lalu, Hariom mengaku kepada polisi bahwa ia muak dengan perilaku istrinya yang kerap menghabiskan waktu berjam-jam menggunakan telepon seluler, mengobrol dengan teman-temannya di Facebook maupun di WhatsApp.

Hariom, yang berusia 35 tahun, mengklaim bahwa gara-gara Facebook dan WhatsApp, istrinya tak lagi memperhatikan dirinya serta anak-anak mereka.

Jenazah Luxmi, yang berusia 32 tahun, ditemukan ayahnya, Balwant Singh pada Jumat pagi. Singh, yang berkunjung ke kediaman puterinya, menemukan Luxmi terbaring kaku sementara suaminya, Hariom duduk di sampingnya.

"Kami menikah pada 2006 dan dikaruniai dua orang anak. Pada awalnya semuanya baik-baik saja, sampai saya membelinya sebuah smartphone. Selama dua tahun terakhir, ponsel itu mengubahnya dan ia mulai mengacuhkan saya serta anak-anak kami," kata Hariom di pengadilan.

"Sepertinya saya dan anak-anak tak lagi ada baginya. Ia tak lagi memasak atau mengerjakan pekerjaan rumah tangga. Ia tak lagi mengantar anak-anak ke sekolah atau membantu mereka mengejakan pekerjaan rumah. Ia menghabiskan waktu siang dan malam untuk bermain Facebook dan WhatsApp," jelas Hariom.

Hariom menambahkan akibat perilaku istrinya itu, ia terpaksa mengirim dua anaknya - seorang perempuan berusia 8 tahun dan puteranya yang berusia 10 tahun - ke sebuah sekolah asrama di Kurukshetra yang berjarak puluhan kilometer dari rumah mereka.

"Saya awalnya tak peduli, karena mengira ia akan segera bosan. Tetapi ia justru semakin parah. Kami berantem setiap hari dan anak-anak juga tertekan," tambah dia.

Tetapi Luxmi, klaim Hariom, malah tak peduli dengan kepergian anak-anak mereka. Ia semakin leluasa menggunakan media sosial.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI