Mesin Bunuh Diri Curi Perhatian di Amsterdam

Liberty Jemadu Suara.Com
Selasa, 17 April 2018 | 19:31 WIB
Mesin Bunuh Diri Curi Perhatian di Amsterdam
Sarco, mesin bunuh diri yang dirancang oleh aktivis eutanasia Australia, Philip Nitschke dan desainer Belanda, Alexander Bannink. [sumber: exitinternational.net]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sebuah mesin bunuh diri yang dirancang mirip kapsul berhasil mencuri perhatian dalam sebuah pameran bertema pemakaman di Amsterdam, Belanda.

Dalam pameran yang digelar akhir pekan kemarin itu, mesin bunuh diri bernama Sarco itu dipamerkan sebagai alat yang mampu menghabisi nyawa penggunanya secara cepat dan nyaman.

Sarco dirancang oleh aktivis eutanasia Australia, Philip Nitschke dan desainer Belanda, Alexander Bannink. Mesin itu dibekali dengan peti mati yang bisa dibongkar pasang dan tabung berisi nitrogen.

"Mereka yang ingin bunuh diri tinggal menekan tombol dan kapsul ini akan diisi penuh oleh nitrogen. Pengguna akan merasa sedikit pusing tetapi kemudian akan segera kehilangan kesadaran lalu meninggal," jelas Nitschke yang dijuluki sebagai "dokter kematian" karena upayanya untuk melegalkan eutanasia.

Sarca, jelas Nitschke, adalah alat yang menyajikan kematian kepada mereka yang memang ingin mati.

Dalam kapsul yang masih berwujud purwarupa itu tersedia kaca mata realitas virtual, yang bisa dimanfaatkan untuk merasakan sensasi duduk di dalam mesin bunuh diri tersebut.

Nitschke mengatakan berencana memproduksi mesin bunuh diri yang benar-benar bisa berfungsi sebelum 2018 berakhir. Ia juga berencana mengunggah rancangan mesin bunuh diri itu di internet, sehingga mereka yang berminat bisa mengunduh dan membuatnya sendiri.

Ketika ditanya soal kontrovesi terkait eutanasia, Nitschke menjawab cuek.

"Di banyak negara, bunuh diri sama sekali tak melawan hukum. Alat ini hanya cara untuk membantu orang bunuh diri," kata dia, "Dalam situasi ini, orang hanya perlu menekan tombol... ia tak perlu berdiri di depan sebuah kereta yang sedang melaju."

"Saya yakin, bunuh diri adalah salah satu hak asasi manusia. Bunuh diri bukan hak segelintir orang yang sudah sekarat. Jika Anda diberikan hak untuk hidup, maka Anda juga seharusnya berhak melepaskan kehidupan itu kapan saja Anda mau," tambah dia.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI