Suara.com - Kehadiran kamera di ponsel pintar secara perlahan menggeser pasar kamera dengan film negatif. Untuk itu, Fujifilm memiliki strategi lain yakni dengan mengandalkan Kamera Instax di tahun 2018, seperti diungkapkan Presiden Direktur PT Fujifilm Indonesia Noriyuki Kawakubo.
Menurutnya, di tahun ini perusahaan akan lebih fokus pada penjualan kamera Instax. Sebagaimana diketahui, bisnis film negatif sempat menjadi andalan Fujifilm beberapa tahun yang lalu. Namun, permintaannya terus menurun karena tergerus kamera digital.
"Kami akan menggenjot kamera Instax hingga tahun 2019. Di ASEAN, permintaan kamera ini cukup besar," katanya saat jumpa pers di Jakarta, Selasa (10/4/2018).
Instax sendiri adalah kamera produksi Fujifilm yang memungkinkan pengguna mencetak foto secara langsung di kertas foto.
Baca Juga: Di Era Internet, Fujifilm Justru Dorong Budaya Cetak Foto
Kawakubo melanjutkan, tren kamera instan seperti Instax memang cukup meningkat dalam beberapa tahun terakhir. Pengenalan format kertas baru di Instax, juga menjadi penyebab kamera ini semakin digandrungi.
Selain kamera, Kawakubo juga menyebutkan pihaknya akan terus menggenjot pertumbuhan layanan cetak foto di Indonesia. Fujifilm diketahui memiliki mesin catak foto bernama Wonder Print Station yang baru diperkenalkan tahun lalu.
"Kami juga akan mengedepankan penggunaan kecerdasan buatan (AI) agar cetak foto dapat berjalan lebih baik," tutupnya.