Suara.com - Yudha Putra Arysandy, Mahasiswa Teknik Mesin dan Biosistem (TMB), Institut Pertanian Bogor (IPB) menjadi satu yang beruntung mengharumkan nama Indonesia di forum internasional dengan menyabet gelar Best Presenter di ajang The 15thHokkaido Indonesian Student Association Scientific Meeting (HISAS 15).
Dalam Kegiatan yang diadakan oleh Persatuan Pemuda Indonesia (PPI) Hokkaido, di Sapporo-shi Hokkaido Jepang pada 17-18 Maret 2018 kemarin, Yudha menyabet gelar best presenter dalam cluster Agriculture.
Selain IPB, beberapa kampus Indonesia yang ikut berlaga dalam forum ini dan lolos ke Hookaido diantaranya berasal dari IPB, ITP, UB, UNPAD, UNJ, ITS dan lainnya. Totalnya berkisar 44 tim. Tema yang diusung pada kegiatan HISAS 15 tersebut adalah Integrated Science for Attaining Indonesia’s Golden Generation in 2045.
Bersama tim yang terdiri dari Mu’minah Mustaqimah dan Septyani Putri Mahanani, Yudha menciptakan alat untuk memonitoring dan merekam suhu serta kelembaban di dalam greenhouse. Mereka menamakan alat tersebut adalah Portable Greenhouse Monitoring Device.
Baca Juga: Eureka Group Bangun Apartemen Khusus Buat Mahasiswa IPB
Alat ini dapat dimanfaatkan untuk mengetahui suhu, kelembaban, dan intensitas cahaya dengan menggunakan sensor.
“Setiap beberapa saat, data yang dihasilkan akan tercatat secara berkala melalui sd card dan internet. Data yang tercatat meliputi beberapa aspek seperti suhu, kelembaban, dan intensitas cahaya. Ini memudahkan peneliti dalam memantau aktivitas di dalam greenhouse. Data yang dihasilkan dapat menjadi rujukan untuk memberikan perlakuan pada tanaman di dalam greenhouse,” ujarnya.
Tidak hanya itu, Portable Greenhouse Monitoring Device ini juga dapat membedakan keadaan suhu dan kelembaban pada dua jenis greenhouse (satu bukaan atap dan dua bukaan atap). Selain berguna untuk penelitian, alat pendeteksi tersebut juga dapat diaplikasikan oleh perusahaan-perusahaan yang memanfaatkan sistem greenhouse ataupun hidroponik.
Sejak hari pertama berada di Jepang, Yudha dan tim mengikuti kuliah umum dan belajar dari para ahli di sana. Setelah itu setiap tim presentasi paper yang sudah dibuat di hadapan seluruh peserta dan penguji.
“Di hari terakhir, kita melakukan kunjungan ke beberapa tempat di Kota Sapporo. Mulai dari tempat pengelolaan air bersih, museum pencegahan bencana alam dan Sapporo TV Tower,” jelas Yudha.
Baca Juga: Inovasi, Mahasiswa IPB Ciptakan Getuk Instan
Budaya masyarakat Jepang yang tercermin dalam keseharian mereka sangat menarik perhatian Yudha. Mulai dari ketertiban, budaya membaca, dan masyarakat Jepang yang sangat ramah meskipun dengan orang asing. Meski demikian, merasakan suhu ekstrim yang tidak biasa di Indonesia yaitu sampai minus lima derajat celcius menjadi pengalaman yang paling berkesan untuk Yudha.