Suara.com - Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) meluncurkan Kapal Pelat Datar GT 20 dan GT 29 yang sudah selesai diproduksi di Pelabuhan Muara Angke, Jakarta Utara, Sabtu (7/4/2018).
"Penelitian yang dilakukan oleh Universitas Indonesia ini merupakan sebuah inovasi baru," kata Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Mohamad Nasir dalam keterangannya yang diterima di Jakarta.
Teknologi kapal pelat datar merupakan produk hasil dari riset, pengembangan dan inovasi serta rekayasa desain dari UI untuk memberikan alternatif kapal ikan yang unggul.
Kapal pelat datar tersebut kemudian diproduksi oleh PT Juragan Kapal Indonesia yang merupakan perusahaan start-up yang bergerak di bidang produksi perkapalan, di bawah binaan Kemristekdikti dan berkolaborasi dengan jurusan Teknik Perkapalan UI.
Sementara itu, PT Gunung Garuda Steel yang merupakan industri baja lokal yang akan mensuplai material sebagai material utama produksi kapal pelat datar.
"Dalam inovasi harus menerapkan disruptive innovation, supaya inovasi berkembang tidak di pangkas karena aturan. Untuk itu inovasi harus kita coba fasilitasi," katanya.
Nasir berharap ke depan kapal-kapal tersebut dapat di produksi massal dan dapat digunakan secara luas oleh nelayan Indonesia, sehingga dapat meningkatkan daya saing para nelayan dan memperkuat sektor maritim Indonesia.
Kapal pelat datar merupakan teknologi kapal inovatif yang menggunakan baja sebagai material utama. Kapal dikonstruksi dengan pelat-pelat baja datar dan tidak melewati proses pelengkungan pelat.
Teknologi ini menghasilkan produk yang diproduksi lebih cepat dan ekonomis. Material baja yang dipakai juga akan memudahkan nelayan-nelayan kecil bisa melaut lebih jauh dengan ukuran kapal yang lebih besar.
Kapal pelat datar berdimensi panjang 15.5 meter dan lebar 4 meter dengan tonase 28 GT. Kapasitas tangki bahan bakar 16.4 ton dan memiliki tangki air tawar 7.5 ton. Memiliki ruang penyimpanan ikan sebesar 20 m3 dan ruang air blast Freezer 8 m3.