OECD: Kecerdasan Buatan Lebih Banyak Manfaat dari Bahaya

Dythia Novianty Suara.Com
Selasa, 03 April 2018 | 08:18 WIB
OECD: Kecerdasan Buatan Lebih Banyak Manfaat dari Bahaya
Ilustrasi kecerdasan buatan (Shutterstock).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sebuah organisasi internasional untuk kerjasama dan pembangunan ekonomi OECD menilai manfaat kecerdasan buatan (AI) lebih banyak dan mengambil resiko yang lebih sedikit dalam mengambil alih pekerjaan ke arah otomatisasi.

Organisasi ini menilai, hanya sedikit pekerjaan yang dilakukan manusia dan diambil alih kecerdasan buatan dan robot. Pernyataan ini merupakan tanggapan dari riset yang dilakukan Universitas Oxford.

Pada tahun 2013 sekitar 47 persen pekerjaan di AS dan pada tahun 2010 sebanyak 35 persen di Inggris berada pada "risiko tinggi" menjadi otomatis selama 20 tahun berikutnya.

Tetapi data OECD menempatkan angka AS sekitar 10 persen dan Inggris pada 12 persen. Namun, banyak perubahan yang akan dialami para pekerja secara signifikasn

Baca Juga: Arab Saudi Bahas Kecerdasan Buatan dengan AS

OECD mengatakan, perkiraan sebelumnya membesar-besarkan dampak otomatisasi karena mereka mengandalkan pengelompokan luas pekerjaan bersama dengan judul yang sama.

Analisis baru, sebaliknya, memperhitungkan perbedaan antara pekerjaan dengan nama yang sama.

Misalnya, peran seorang tukang kayu dapat sangat bervariasi tergantung pada jenis proyek apa yang melibatkan pekerja, seberapa banyak otonomi yang mereka miliki. Beberapa peran tersebut mungkin lebih rentan terhadap otomatisasi daripada yang lain.

Studi ini, bagaimanapun, memunculkan bahwa orang-orang muda yang baru lulus sekolah lebih sulit mencari pekerjaan di masa depan karena memiliki risiko otomatisasi yang lebih tinggi daripada pekerjaan yang membutuhkan lebih banyak pengalaman.

Penelitian sebelumnya dilakukan Carl Frey dari Universitas Oxford dan Michael Osborne, membentuk dasar untuk proyeksi oleh Bank of England, serta alat prediksi risiko populer oleh BBC.

Baca Juga: Cina Ingin 50 Persen Mobil Baru Diotaki Kecerdasan Buatan di 2020

Hal ini juga mengilhami beberapa penelitian lain yang juga menghasilkan estimasi dua digit tinggi dari persentase pekerjaan yang menghadapi penghapusan akibat kecerdasan buatan.

Tetapi OECD mengatakan, berbagai faktor membuat beberapa pekerjaan yang sama rentan terhadap otomatisasi daripada yang lain. Seperti komputer dan peralatan pengganti tenaga kerja manusia lainnya telah diadopsi, peran tersebut melibatkan harus berurusan dengan hubungan sosial yang kompleks, termasuk merawat orang lain dan mengakui kepekaan budaya dan membutuhkan banyak kreativitas dan pemikiran yang kompleks.

Beberapa pekerjaan yang membutuhkan banyak manipulasi fisik objek dalam lingkungan kerja yang terus berubah sehingga akan sulit tergeser dengan kehadiran kecerdasan buatan.

Pada survei OECD baru-baru ini, secara keseluruhan ekonomi negara-negara kaya di dunia, memperkirakan bahwa 14 persen pekerjaan di 32 negara anggota yang disurvei, berisiko tinggi selama periode yang ditentukan. Risiko tinggi didefinisikan sebagai lebih besar dari 70 persen kemungkinan perannya akan hilang karena otomatisasi. Itu setara dengan 66 juta pos.

Ia menambahkan bahwa lebih dari 32 persen pekerjaan menghadapi pergolakan yang signifikan.

Selain itu, laporan itu mengatakan tidak menemukan bukti yang dapat diukur bahwa AI secara signifikan berdampak pada pekerjaan yang membutuhkan tingkat pendidikan dan keterampilan yang tinggi.

Namun, OECD menambahkan bahwa pekerjaan berketerampilan rendah yang melibatkan tugas-tugas rutin, akan menghadapi dampak yang jauh lebih signifikan gelombang otomatisasi.

Baik Prof Osborne dan Dr Frey mengatakan kepada BBC bahwa mereka tidak memiliki kesempatan untuk membaca penelitian ini cukup rinci untuk membahasnya pada titik ini.

"Masalah dengan semua studi mencoba untuk menerapkan bukti empiris untuk debat ini adalah mereka gagal memperhitungkan peningkatan percepatan dalam kemampuan sistem AI," kata Calum Chace, penulis The Economic Singularity.

Menurut, setidaknya ada kemungkinan serius bahwa dalam satu generasi, banyak atau sebagian besar orang akan dipekerjakan karena mesin akan dapat melakukan apa pun yang dapat mereka lakukan untuk uang lebih baik, lebih murah dan lebih cepat. Kita harus mengambil kemungkinan ini dengan serius dan mencari tahu apa yang akan kita lakukan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI