Profesor Marc McKee mengatakan, "Kulit telur sangat sulit untuk dipelajari dengan cara tradisional, karena mudah pecah ketika kita mencoba membuat irisan tipis untuk pencitraan dengan mikroskop elektron."
Dia menambahkan, sekitar 10-20 persen telur ayam pecah atau retak, meningkatkan risiko keracunan Salmonella.
"Memahami bagaimana struktur nano mineral berkontribusi terhadap kekuatan shell akan memungkinkan untuk pemilihan ciri-ciri genetik pada ayam petelur untuk menghasilkan telur yang lebih kuat secara konsisten untuk meningkatkan keamanan pangan," tuturnya. [Independent]
Baca Juga: Sandiaga: Berita Telur Ayam Palsu itu Hoaks, Kami Lapor Polisi