Suara.com - Kepala Staf Kepresidenan, Jenderal Purnawirawan Moeldoko, mengaku sudah menyampaikan keluhan driver ojek online ke perusahaan penyedia jasa transportasi online Go-Jek dan Grab dan mengklaim kedua perusahaan itu telah bersedia menaikkan tarif.
Hal ini dikatakan Moeldoko seusai rapat bersama Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara, perwakilan dari Grab, Gojek, dan driver di Kantor Staf Presiden, Jakarta Pusat, Rabu (28/3/2018).
"Prinsipnya mereka (perusahaan ojek) akan menyesuaikan. Nah besarannya dari Rp1.600 (per kilometer) mau menjadi berapa, itu dia yang akan menghitung lagi. Intinya, poinnya, mereka siap untuk menaikkan," ujar Moeldoko.
Moeldoko menerangkan, saat ini tarif ojek online Rp1,600 per kilometernya. Berdasarkan keterangan dari pengemudi, mereka pernah dibayar Rp4.000 per kilometer.
"(Mereka) bilang 'Pak kami dulu sempat Rp4.000 rupiah. Kami sekarang hanya Rp1.600 per kilometer. Mohon kami dinaikkan Pak Presiden'. Nah itu tadi sudah kami sampaikan pesan itu kepada aplikator," kata dia.
Moeldoko tidak mau menjawab pertanyaan wartawan soal besaran tarif ojek online yang akan naik. Sebab, hal itu baru akan dibahas oleh pemilik perusahaan berbasis online.
"Prinsipnya, mereka akan menyesuaikan, nah besarannya dari Rp1.600 mau menjadi berapa, itu dia yang akan menghitung lagi," kata dia.
Dalam kesempatan yang sama Menteri Perhubungan mengatakan pemerintah menyarankan tarif bersih per kilometer yang diterima driver Rp2.000.
"Tapi Rp2.000 itu bersih, bukan dipotong menjadi Rp1.500. Itu yang kami jadikan modal kepada mereka secara internal untuk mengatur," kata Budi.
Moeldoko berharap pada Senin (2/4/2018), pemerintah sudah mendapat kesepakatan kenaikan tarif per kilometer dari perusahaan ojek online.