“Bapak kenapa, sakit ya?” taya saya. Dia jawab benar, memang sakit. “Tapi bagaimana lagi bu, saya harus tetap cari uang biar bisa makan,” jawabnya.
Dia lantas meminta maaf karena memakai mobil tak sesuai seperti di aplikasi. Sebab, mobil Avanza miliknya sudah dijadikan jaminan di rumah sakit. Sementara mobil yang dipakainya kekinian adalah sewaan.
Saya tanya kenapa bisa begitu. Dia bilang, mobilnya harus menjadi jaminan karena tak mampu membayar uang pengobatan.
Saya tanya lagi, ”Memangnya bapak sakit apa? Kok mobil sampai jadi jaminan?” Dia jawab: “Bukan mobil saja, tapi sertifikat rumah saya juga sudah digadai di bank demi mengobati kanker stadium tiga. Kanker tenggorokan, tapi sudah menyebar.”
Saya merinding, pantas wajah bapak itu pucat dan kurus banget. Nada bicaranya juga lemah banget.
Saya kembali bertanya, apakah dia memakai kartu BPJS atau asuransi untuk berobat. Dia bilang tidak kedua-duanya.
Katanya, BPJS miliknya tak lagi bisa digunakan karena waktu pengobatannya sudah terlampau lama.
Dia bilang: ”Dulu saya pakai KJS (Kartu Jakarta Sehat), obat apa saja ditanggung.”
Dia lantas menyebut nama Ahok dalam ceritanya.
Baca Juga: Menhub Siapkan Instrumen untuk Intervensi Tarif Ojek Online
“Dulu ada Pak Ahok, saya bisa pengobatan gratis. Saya 5 kali ke Balai Kota DKI, ketemu langsung dengan beliau. Pak Ahok langsung bilang ke saya, ‘Pak Jumaidi kalau ke RS ada yang menolak, bapak segera lapor ke staf-staf saya ya’.”