Suara.com - Mantan Perdana Menteri Malaysia, Mahathir Mohamad, pada Jumat (23/2/2018), mengatakan bahwa pesawat Malaysia Airlines MH370 mungkin telah dikendalikan dari jarak jauh oleh para pembajak.
MH370 hilang dalam penerbangan dari Kuala Lumpur, Malaysia ke Beijing, Cina pada 8 Maret 2014 lalu. Pesawat itu membawa 239 orang, yang sebagian besar berkewarganegaraan Cina.
Pencarian selama lebih dari tiga tahun terhadap pesawat Boeing 777 itu belum berbuah hasil. Tim yang dipimpin Australia telah menyusuri Samudera Hindia, yang terbesar dalam sejarah penerbangan, dihentikan pada tahun lalu.
Hanya tiga keping puing MH370 yang sejauh ini berhasil ditemukan dan dipastikan keasliannya. Ketiganya ditemukan di pesisir barat Samudera Hindia.
Pemerintah Malaysia sendiri pada awal tahun ini telah mengikat kontrak dengan sebuah perusahaan swasta untuk kembali mencari pesawat nahas tersebut, tetapi hingga kini belum juga ada hasil positif.
Mahathir yang kini berusia 92 tahun, kepada surat kabar The Australian, mengatakan bahwa ada kemungkinan kendali pesawat itu telah diambil alih dari jarak jauh.
"Ada laporan pada 2006 bahwa Boeing memperoleh lisensi untuk mengambil alih kemudi pesawat dalam situasi pembajakan. Jadi saya penasaran, apakah ini yang sebenarnya terjadi," kata dia.
"Sungguh sangat aneh bahwa sebuah pesawat hilang tanpa jejak sama sekali," imbuh Mahathir.
"Kita tahu bahwa saat ini orang bisa mengoperasikan pesawat tanpa pilot. Bahkan pesawat tempur kini bisa beroperasi tanpa pilot. Beberapa teknologi bisa kita baca dalam laporan media, tapi banyak perkembangan militer yang tak diumbar ke publik," lanjut dia.
Memang pada 2006 lalu sejumlah media melaporkan bahwa Boeing dianugerahi hak paten atas sebuah teknologi yang bisa merebut kendali pesawat dari pilot. Teknologi ini dinilai bermanfaat ketika pesawat penumpang dibajak oleh para kriminal atau teroris.
Tetapi belum ada bukti bahwa teknologi itu sudah pernah digunakan. (AFP)