Terakhir, malware ini merupakan model kejahatan terpadu, di mana semua kebutuhan penyerang diperhitungkan, termasuk kebutuhan akan antarmuka penggunaan yang sederhana dan mudah.
Bukti-bukti menunjukkan bahwa malware didistribusikan melalui proses penyebaran tradisional, yaitu meyakinkan korban untuk memberikan akses ke komputer kepada penyerang untuk sesi dukungan dari jarak jauh. Kemudian dimanfaatkan untuk menginstal malware.
Sebagian besar korban yang diamati sampai saat ini cenderung berasal dari toko tradisional, seperti pom bensin, supermarket dan pasar ritel biasa, dengan catatan semua berlokasi di Brasil.
“Teknologi Chip dan PIN masih relatif baru di beberapa bagian dunia, seperti AS dan orang-orang mungkin kurang menyadari risiko kloning dan penyalahgunaan kartu pembayaran. Di Brasil, malware Prilex telah berevolusi dan mengambil keuntungan dari penerapan standar industri yang salah," ungkap Thiago Marques, Analis Keamanan di Kaspersky Lab melalui keterangan resminya.
Baca Juga: Waspadai Malware Baru Pencuri Pesan WhatsApp!
Menurut dia, hal ini menyoroti pentingnya mengembangkan standar bukti keamanan yang aman di masa mendatang untuk teknologi pembayaran.