Suara.com - Stephen Hawking, salah satu fisikawan ulung dunia asal Inggris, wafat pada usia 76 tahun di kediamannya di Cambridge, Inggris pada Rabu (14/3/2018).
Hawking, yang hampir di sepanjang hidupnya harus duduk di kursi roda dan berbicara dengan bantuan komputer, dikenal karena karya-karyanya yang masyhur soal dari asal-muasal alam semesta hingga lubang hitam, yang sering disebut sebagai kuburan bintang.
Tetapi sebagai ilmuwan yang visioner, banyak pula gagasan Hawking yang tak bisa diterima dengan mudah oleh publik. Berikut adalah tiga gagasan Hawking yang ramai dibincangkan hingga saat ini:
Mengetahui pikiran Tuhan
Salah satu gagasan yang terkenal dari Hawking adalah yang mengatakan bahwa alam semesta berkembang mengikuti hukum-hukum yang jelas. Dengan dasar ini, maka kita bisa mengetahui bagaimana asal mula alam semesta.
"Perangkat hukum ini bisa memberikan kita jawaban dari pertanyaan-pertanyaan seperti, bagaimana alam semesta ini bermula," jelas dia.
"Kemana alam semesta bergerak dan apakah akan ada ujungnya? Jika demikian, bagaimana ia akan berakhir? Jika kita menemukan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan ini, kita bisa mengetahui isi pikiran Tuhan," lanjut dia.
Hawking memang seorang ateis. Ia mengatakan bahwa sejak sains berhasil memberikan jawaban atas banyak pertanyaan mendasar soal kehidupan manusia, maka ide tentang Tuhan semakin garing.
"Sebelum kita memahami sains, wajar jika kita percaya bahwa Tuhan menciptakan alam semesta. Tetapi kini sains menawarkan lebih banyak penjelasan yang lebih masuk akal," jelas dia.
"Yang saya maksud dengan 'kita akan tahu isi pikiran Tuhan', adalah kita akan tahu apa yang Tuhan juga tahu - jika Tuhan benar-benar ada dan saya yakin Tuhan itu tak ada. Saya seorang ateis," beber Hawking.
"Menurut saya, tak ada satu pun aspek realitas di luar jangkauan pikiran manusia," tegas dia.
Karenanya Hawking tak percaya pada Tuhan dan kehidupan setelah kematian.
"Saya yakin ada penjelasan yang lebih sederhana (soal kehidupan setelah kematian): Tuhan itu tak ada. Tak ada yang menciptakan alam semesta dan tak ada yang mengatur nasib kita. Ini membawa saya pada kesadaran bahwa mungkin tak ada surga dan demikian juga kehidupan setelah kematian," kata dia.
"Kita memiliki hanya satu kehidupan untuk menghargai rancangan agung alam semesta dan untuk itu, saya sangat bersyukur," tutup Hawking.
Alam semesta yang paralel dan Zayn Malik
Dalam sebuah kuliah di Universitas Harvard, Amerika Serikat pada 2016 lalu, Hawking mengemukakan bahwa lubang hitam bukanlah perhentian terakhir dari objek-objek di alam semesta.
Menurutnya segala sesuatu yang tersedot oleh lubang hitam bisa keluar dan berakhir di alam semesta lain, yang merupakan bagian dari apa yang disebut sebagai multiverse.
Hawking memang salah satu ilmuwan yang percaya dengan parallel universe, yakni teori tentang keberadaan alam-alam semesta lain, termasuk alam semesta tempat kita berada saat ini.
Alam-alam semesta ini berada secara paralel, tetapi memiliki kekayaan properti fisik berbeda, juga berawal dari ledakan akbar Big Bang, dan bahkan mungkin memiliki mahluk hidup seperti manusia.
Teori tentang parallel universe memang sangat sukar dibuktikan, meski demikian itu tak membatasi Hawking untuk menjelaskannya dalam bahasa lebih ringan.
Ini terjadi ketika ia menjelaskan teori ini kepada para remaja di Inggris. Ia menggunakan contoh Zayn Malik, penyanyi remaja Inggris yang ketika itu ramai dibicarakan karena keluar dari kelompok band One Direction.
"Saran saya kepada para gadis remaja yang sedang patah hati adalah belajarlah lebih giat soal fisika teoretis. Karena satu hari nanti, mungkin bukti tentang multiple universe bisa ditemukan," kata dia.
"Bukan tidak mungkin bahwa di satu tempat, di luar alam semesta kita akan ada sebuah alam semesta lain dan di alam semesta itu, Zayn masih bergabung dengan One Direction," canda Hawking.
Pesta para penjelajah waktu
Hawking, selain dikenal sebagai fisikawan ulung, juga diketahui sebagai orang yang memiliki selera humor dan eksentrik. Ia pernah menggelar sebuah pesta yang sangat termasyhur di kalangan para ilmuwan.
Di sepanjang pesta, Hawking duduk seorang diri. Ia menunggu dan terus menunggu, tetapi tak seorang pun datang memenuhi undangannya.
"Saya menggelar pesta untuk para penjelajah waktu. Tetapi saya tidak menyebarkan undangan sampai pesta itu usai," kata dia menjelaskan.
Ya, pesta itu adalah sebuah eksperimen Hawking untuk membuktikan gagasan soal menjelahi waktu. Ia memasang sebuah spanduk besar di ruangan pesta, "Selamat Datang Para Penjelajah Waktu".
Dalam undangan yang dikirimnya setelah pesta, ia merinci lokasi acara digelar, lengkap dengan titik kordinat ruang maupun waktu.
"Mungkin, seseorang dari masa depan akan menemukan undangan ini dan menggunakan mesin waktu lubang cacing (jalan pintas yang menembus ruang dan waktu) untuk menghadiri pesta saya dan membuktikan bahwa perjalanan menembus waktu pada satu nanti bisa dilakukan," jelas dia.
Sayang seribu sayang, eksperimen itu tak berujung sesuai yang diharapkan Hawking.
"Sungguh sayang. Padahal saya berharap Miss Universe dari masa depan akan datang melalui pintu," canda dia. (ABC/Boston Globe/Newsweek)