Peneliti Ism Azam bermukim selama tujuh tahun di hutan terpencil itu untuk menghitung jumlah populasi harimau. Ketika melakukan itu lah dia menemukan tanda-tanda peradaban kuno.
"Saya menemukan situs ini pada 2015. Kemudian saya menemukan benda-benda keramik, tembikar dan artefak lainnya," kata Azam.
Namun, Azam tidak memiliki ilmu yang memadai mengenai sejarah Sundarbans jadi harus menunggu kunjungan kelompok arkeolog yang bisa memastikan temuannya itu.
Arkeolog Shohrab Uddin mengatakan, lokasi itu dulu ditempati oleh penduduk yang memproduksi dan berdagang garam. Namun, lama-lama hancur karena menghadapi bencana alam dan serangan musuh.
Baca Juga: Soal Aturan Baru Servis, Herry: Hanya Hakim dan Tuhan yang Tahu
Kerja sama asing
Uddin bekerja sama dengan kelompok sejarahwan dari Bremen University di Jerman untuk meneliti penemuan itu lebih jauh.
Bersama, mereka menemukan tungku dan perkakas kuno yang digunakan untuk memproduksi garam, tepatnya di kawasan Katka di Sundarbans.
Salah satu situs yang ditemukan berusia 250-300 tahun, satu lagi berusia 600 tahun dan yang terakhir diperkirakan berasal dari 1.000 tahun lalu.
Para peneliti juga menemukan bukit yang dilengkapi sistem purifikasi air dan drainase - yang menunjukkan kemajuan teknologi pada jaman dahulu. Dari 250 hingga 1.000 tahun lalu, penduduk asli Sundarbans memproduksi garam yang kemudian diekspor ke Asia Timur dan Eropa.
Baca Juga: Bukan Hamil Duluan, Ini Alasan Ilham SM*SH Nikah Muda
Sundarbans adalah daerah hutan yang luas di Teluk Bengal dan tercatat sebagai salah satu keajaiban alam dunia. Pada 1997, lokasi itu ditetapkan sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO.