Suara.com - Internet di Cina diketahui sebagai salah satu yang paling banyak disensor oleh pemerintahnya sendiri. Sensor di Cina sudah biasa bagi warganya. Tetapi baru-baru ini Beijing mengeluarkan kebijakan yang sangat aneh, yakni menyensor huruf "N" dari internet.
Huruf ke-14 dalam alfabet Latin itu dinilai subversif oleh pemerintah Komunis Cina dan dilarang untuk digunakan di internet. Kebijakan aneh ini diambil Cina untuk membungkam kritik publik atas upaya Presiden Xi Jinping untuk menjadikan dirinya presiden seumur hidup.
Partai Komunis Cina kini dinilai sedang berusaha untuk menjadikan Xi presiden yang berkuasa hingga akhir hayatnya. Mereka berupaya untuk mengubah konstitusi Cina yang membatasi berapa kali seseorang boleh menjabat sebagai presiden.
Xi sendiri sudah dua kali terpilih sebagai presiden Cina dan konstitusi negara itu hanya membatasi seseorang menjabat selama dua kali masa jabatan.
Meski Xi sendiri populer di Cina, sudah mulai muncul suara penolakan dan kritik atas rencana tersebut. Kritik dan penolakan tersebut banyak disalurkan melalui media sosial, seperti Weibo yang sering dijuluki sebagai Twitter-nya Cina.
Tetapi suara-suara kritik itu dibungkam oleh pemerintah. Menurut Victor Mair, pakar politik Cina pada University of Pennsylvania, Beijing mulai memperketat sensor atas internet setelah publik mulai melempar kritik.
Ada beberapa kata kunci pencarian di internet yang sudah diblokir di Weibo. Beberapa di antaranya, seperti dilansir China Digital Times, adalah "sepuluh ribu tahun" - ungkapan yang biasa digunakan sebagai pengganti istilah "viva atau "long live" di Cina.
Frasa "tidak setuju" dan "Xi Zedong" (gabungan dari nama Xi dan pemimpin besar Cina, Ma Zedong), juga sudah disensor di Cina.
Tetapi yang masih membingungkan, mengapa Cina perlu menyensor huruf "N"?