Suara.com - Perkembangan media berbasis internet yang pesat, tidak hanya dimanfaatkan oleh mereka yang memproduksi berita dengan standar jurnalistik, namun juga berbagai berita bohong atau hoax.
Akhir-akhir ini, penyebaran berita hoax yang berisi ujaran kebencian pun semakin tinggi jumlahnya dan menjadi sorotan. Bahkan, untuk menekannya pemerintah Indonesia mengeluarkan undang-undang yang mengganjar pelaku penyebar berita hoax sesuai UU ITE.
BaBe (Baca Berita) menjadi salah satu pihak yang memerangi penyebaran berita hoax. Aplikasi ini memiliki cara unik dalam memberantas berita hoax masuk ke dalam aplikasinya, dengan menggabungkan kinerja mesin dan sumber daya manusia.
Sebagai news aggregator, BaBe akan menarik berita dari sumber luar untuk ditampilkan di dalamnya. Setelah berita ditarik, mesin BaBe akan melakukan pengecekan, apakah berita terkait mengandung unsur SARA dan pornografi.
Baca Juga: Viral Foto Pelaku Penculikan Ustad di Tebet Hoax
Jika mesin mendeteksi unsur terkait, maka akan ditindaklanjuti oleh sumber daya manusia untuk diperiksa kebenarannya.
“Jika konten terdeteksi oleh mesin sebagai konten yang mengandung unsur SARA atau pornografi, konten bersangkutan akan di-verifikasi oleh tim evaluasi konten BaBe," kata Content Manager aplikasi BaBe, Indira melalui keterangan resminya.
Menurut dia, setelah tugas mesin sebagai hoax detector selesai, giliran manusia yang berperan sebagai final judges, untuk membuat keputusan apakah konten tersebut perlu dihapus atau sesungguhnya hanyalah kesalahan mesin belaka.
Pengguna BaBe pun bisa membaca konten berita yang ditampilkan dengan nyaman tanpa harus khawatir dengan adanya berita hoax. Saat ini, aplikasi tersebut memiliki beragam konten yang dikategorikan dalam tema tertentu. Dari news, sepakbola, tekno dan gadget, hiburan, berita unik dan lainnya.
Baca Juga: Ajak Kelompok LGBT, Facebook Siapkan Beasiswa Jurnalis Anti-Hoax