Setelah Manusia Babi, Ilmuwan Ciptakan Manusia Domba

Liberty Jemadu Suara.Com
Rabu, 21 Februari 2018 | 06:45 WIB
Setelah Manusia Babi, Ilmuwan Ciptakan Manusia Domba
Ilustrasi domba. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sejumlah ilmuwan dari Universitas Stanford, Amerika Serikat mengklaim telah berhasil menciptakan mahluk hibrida manusia domba, demikian diwartakan Phys.org, Selasa (20/2/2018).

Keberhasilan itu dibeberkan pada ilmuwan tersebut dalam sebuah pertemuan bertajuk American Association for the Advancement of Science yang sedang digelar di Texas, AS.

Penemuan ini mengikuti terobosan serupa yang dibuat pada pertengahan 2016 lalu, ketika sejumlah peneliti dari California berhasil menciptakan janin manusia babi di laboratorium.

Tujuan dari penelitian itu sebenarnya adalah menciptakan apa yang disebut sebagai chimera - mahluk separuh manusia dan separuh binatang - yang akan berfungsi sebagai tempat budidaya organ tubuh.

Dengan kata lain, chimera diciptakan agar organ-organ dalam manusia bisa ditumbuhkan di dalam tubuh binatang. Kelak organ-organ itu bisa dipanen dan dimanfaatkan untuk mengganti organ yang rusak pada pasien yang membutuhkan donor organ seperti ginjal atau jantung.

Baca juga: Janin Separuh Babi Separuh Manusia Berhasil Diciptakan Ilmuwan

Para ilmuwan dalam studi terbaru ini mengatakan bahwa mereka menggunakan domba dalam eksperimennya karena organ-organnya memiliki ukuran yang kurang lebih sama dengan organ dalam manusia. Selain itu, pembuahan in vitro - seperti dalam proses pembuatan bayi tabung - lebih mudah dilakukan pada domba ketimbang pada babi.

Proses penciptakan mahluk manusia domba itu dimulai dengan mengambil sel-sel punca manusia, yang bisa berkembang menjadi beragam organ.

Lalu, para ilmuwan mengambil embrio domba dan memodifikasi DNA-nya untuk menonaktifkan bagian-bagian yang berfungsi untuk memicu pertumbuhan organ tertentu pada tubuh binatang tersebut.

Setelahnya sel punca manusia ditanamkan di dalam embrio tersebut dilaboratorium. Kemudian, embrio yang sudah dimodifikasi dan ditanami sel punca manusia itu dimasukkan kembali ke rahim domba betina.

Meski demikian, embrio-embrio itu tak dibiarkan berkembang dan dilahirkan. Alih-alih, janin-janin itu dimatikan setelah berkembang selama 28 hari.

Para ilmuwan menjelaskan bahwa dalam eksperimen mereka, hanya 0,01 persen sel pada embrio domba itu yang berasal dari manusia. Sisanya merupakan sel-sel asli binatang tersebut. Mereka mengatakan dibutuhkan lebih banyak sel manusia, mungkin sekitar 1 persen, agar organ manusia bisa tumbuh dalam tubuh domba.

Riset dan eksperimen chimera sendiri masih menjadi topik yang ramai diperdebatkan di antara para ilmuwan sendiri. Selain soal etika, penciptaan chimera juga dikhawatirkan akan menciptakan binatang dengan otak secerdas manusia dan pada akhirnya akan menjadi ancaman.

REKOMENDASI

TERKINI