Suara.com - Suara.com - Survei yang dirilis oleh Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) menunjukkan, banyak masyarakat Indonesia yang masih enggan menggunakan aplikasi lokal.
Dalam survei yang dilakukan terhadap 2.500 responden, sebanyak 56,79 persen mengaku jarang menggunakan aplikasi lokal. Bahkan, sebanyak 14,2 persen dari responden, mengaku tidak pernah sama sekali menggunakan aplikasi lokal.
Dijelaskan oleh Sekjen APJII, Henry Kasyfi Soemartono, sebagian besar masyarakat Indonesia masih memilih aplikasi asing ketimbang buatan lokal.
"Mayoritas dari kita, jarang menggunakan aplikasi lokal. Itu sangat disayangkan," katanya di Jakarta, Senin (19/2/2018).
Baca Juga: Pakar Duga Kegagalan Proyek Jalan Tol Becakayu Saat Konstruksi
Padahal, kata Henry, masyarakat Indonesia sangat suka menggunakan aplikasi chatting, namun masih belum banyak yang menggunakan aplikasi chatting ciptaan lokal.
"Masih jarang yang menggunakan aplikasi chatting asli Indonesia. Lebih suka pakai WhatsApp," lanjutnya.
Melihat fakta tersebut, jelas Henry, seharusnya menjadi dorongan bagi pemerintah untuk terus membantu developer lokal agar bisa bersaing dengan pemain asing.
Selain masalah penggunaan aplikasi lokal, hasil survei juga menunjukkan jarangnya masyarakat Indonesia menggunakan aplikasi perbankan.
"Hanya 7,39 persen. Itu angka yang cukup mengejutkan," tandasnya.
Baca Juga: Inilah Waktu Terbaik untuk Makan Nasi