Protokol Istana harus memberi jawaban atas insiden ini," ucap @bambangelf.
Selain netizen, Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah juga bereaksi keras dengan tindakan Paspamres itu. Ia bercuit, kejadian ini harus segera dijelaskan oleh panitia pertandingan.
"Adegan ini kalau benar harus dijelaskan kepada publik oleh @KemensetnegRI . Kenapa gubernur DKI @aniesbaswedan Gak boleh ikut sementara pejabat Gak jelas pada ikut? Ahok aja diajak naik mobil RI1 padahal terdakwa...#NgawurKalian !!" ujar @Fahrihamzah.
Terkait hal itu, pihak Istana pun akhirnya angkat bicara. Lewat keterangan tertulis, Istana menegaskan jika yang dilakukan Paspamres tersebut berpegang pada prosedur pengamanan.
"Tindakan tersebut merupakan prosedur pengamanan karena Paspampres berpegang pada daftar nama pendamping Presiden yang disiapkan panitia. Paspampres hanya mempersilakan nama-nama yang disebutkan oleh pembawa acara untuk turut mendampingi Presiden Joko Widodo," kata Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden, Bey Machmudin dalam keterangan tertulis.
Bey menjelaskan, tidak ada arahan apapun dari Jokowi untuk mencegah Anies. Mengingat acara ini bukan acara kenegaraan, panitia tidak mengikuti ketentuan protokoler kenegaraan mengenai tata cara pendampingan Presiden oleh Kepala Daerah.
Selama pertandingan, Jokowi dan Anies tampak menikmati jalannya pertandingan final.
"Keduanya menonton dengan rileks, sangat informal, dan akrab. Presiden menyampaikan selamat dan menyalami Anies saat Persija mencetak gol. Karena bukan acara resmi, Presiden juga masih perlu menunggu selama 15 menit di lapangan hingga selesainya pemberian penghargaan lain sebelum menyerahkan Piala Presiden kepada Persija," sambungnya.