Uber Siap Hengkang dari Asia Tenggara, Serahkan Bisnis pada Grab

Liberty Jemadu Suara.Com
Sabtu, 17 Februari 2018 | 08:00 WIB
Uber Siap Hengkang dari Asia Tenggara, Serahkan Bisnis pada Grab
Tampilan aplikasi Uber dan Grab di Google Play (Suara.com/Google Play/Liberty Jemadu).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Uber dikabarkan sedang bersiap untuk menjual bisnisnya di Asia Tenggara kepada Grab dan sebagai gantinya akan meminta sejumlah saham dari perusahaan jasa transportasi online asal Singapura tersebut.

Seperti yang diwartakan CNBC, Jumat (16/2/2018), langkah Uber itu diambil untuk menekan biaya menjelang rencana penjualan saham perdana pada tahun depan.

Grab, yang mengklaim telah beroperasi di 100 kota di Asia Tenggara dan menguasai 95 persen pasar taksi online di Asia Tenggara. Di kawasan ini, Grab bersaing dengan Uber dan Go-Jek.

Baik Uber maupun Grab belum memberikan tanggapan atas kabar atas kabar tersebut.

Uber sendiri pernah mengambil kebijakan serupa sebelumnya. Pada 2016 lalu, Uber menyerahkan bisnisnya di Cina pada pesaing lokal, Didi dan menerima 20 persen saham dari rakasasa Cina tersebut.

Sementara pada 2017 lalu di Rusia, Uber rela menggabungkan bisnisnya dengan perusahaan lokal, Yandex dengan kompensasi saham sebesar 37 persen.

Sejak dipimpin oleh Dara Khosrowshahi pada Agustus 2017 lalu, Uber memang fokus untuk membersihkan diri dari reputasi buruk dan memperketat disiplin finansial demi meraup untung.

Tetapi pada 2017 kemarin, seperti yang diumumkan pada pekan ini, kerugian Uber melesat 61 persen menjadi 4,5 miliar dolar.

Pada November 2017 lalu Khosrowshahi sebenarnya sudah mengakui bahwa Uber kesulitan bertarung di Asia Tenggara. Dalam sebuah konferensi yang digelar New York Times, ia mengatakan bahwa pasar Asia Tenggara sudah overcapitalized, yang mana prospek pendapatan lebih kecil dibanding investasi yang sudah dikucurkan.

"Kami terus masuk dan cenderung untuk maju. Tetapi saya tak optimistis bahwa pasar itu akan menguntungkan dalam waktu dekat," kata dia seperti dilansir Reuters.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI