Suara.com - Google menilai para orangtua di Indonesia tak begitu peduli dengan apa yang diakses anak-anak mereka di Internet. Ini terbukti dari hanya segelintir orang tua di Tanah Air yang menggunakan fitur perlindungan anak di berbagai produk Google.
"Dari sekitar 160 juta pengguna, hanya lima persen yang menggunakan fitur perlindungan anak di berbagai produk Google. Itu kan rendah sekali," kata Shinto Nugroho, Kepala kebijakan Publik dan Hubungan Pemerintah Google Indonesia dalam diskusi bertajuk "Konferensi Nasional Internet Aman untuk Anak" di Jakarta, Selasa (6/2/2018).
Padahal, Shinto melanjutkan, beberapa layanan Google sudah memiliki layanan perlindungan anak dari konten-konten dewasa. Misalnya, YouTube yang memiliki fitur "mode terbatas".
"Di Google Play juga ada fitur parental control. Jadi, anak-anak tidak bisa mengakses aplikasi yang tidak sesuai usianya," lanjutnya.
Rendahnya pengawasan internet oleh orangtua, menurut Shinto disebakan oleh rendahnya literasi digital di kalangan orangtua.
"Orangtua itu vital banget ambil peran aktif. Tidak hanya anak-anak, orangtua juga perlu diingatkan. Google terus-terusan mengingatkan," tuturnya.
Berkaca dari hal tersebut, Shinto mengatakan, Google sudah banyak bemitra dengan beberapa pihak untuk mengedukasi masyarakat soal pentingnya pengawasan internet untuk anak-anak.
Terbaru, Google berama dengan Ecpat mengadakan Konferensi Nasional Internet Aman untuk Anak dalam rangka mewujudkan internet yang aman untuk anak.