Suara.com - Melihat Super Blue Blood Moon pada Rabu (31/1/2018) mungkin mudah bagi jutaan orang di Bumi. Selama cuaca cerah, yang harus Anda lakukan adalah cukup dengan melihat ke atas.
Tapi bagi astronot di Stasiun Luar Angkasa Internasional, cuaca tidak penting. Di orbit, kekhawatiran terbesar untuk astronot skywatching berada di tempat yang tepat pada waktu yang tepat dan memiliki jendela yang menghadap ke arah yang benar.
"Pengontrol penerbangan melakukan beberapa analisis dan ada kemungkinan bagi para astronot berpotensi melihat gerhana bulan," juru bicara NASA Dan Huot.
Huot mengatakan bahwa stasiun luar angkasa akan melewati bayangan bumi satu saat selama gerhana, memberi awak Ekspedisi 54 satu kesempatan untuk melihat bulan saat Bumi menghasilkan bayangan cokelat kemerahan di permukaannya.
Baca Juga: Berbohong Soal Tinggi Badan, Astronot Jepang Minta Maaf
"Namun, mengingat jadwal kerja kru yang sibuk, mereka mungkin tidak bisa sampai ke jendela yang menghadap bulan pada waktunya untuk melihat gerhana," kata Huot.
Pengendali penerbangan dapat menemukan jendela yang menghadap bulan dimana para astronot dapat menyaksikan gerhana.
"Tapi karena gerhana akan terjadi di tengah hari kerja. Kita tidak dapat menjamin bahwa mereka dapat melepaskan diri dari foto," kata Huot.
Jika kru tidak mendapat kesempatan untuk memotret gerhana, setidaknya satu kamera di stasiun luar angkasa masih bisa menunjuk ke bulan saat gerhana. Huot mengatakan bahwa pengendali penerbangan akan melihat kemungkinan mendapatkan bulan di video menggunakan salah satu kamera stasiun eksternal, tapi itu tergantung pada apakah ada saluran downlink video yang ada. [Space]
Baca Juga: Wafat Pekan Lalu, Astronot Legendaris Ini Dimakamkan 16 Januari