Bangun UIII di Luar Situs Sejarah, Pemerintah Dipuji Sejarahwan

Liberty Jemadu Suara.Com
Minggu, 21 Januari 2018 | 21:17 WIB
Bangun UIII di Luar Situs Sejarah, Pemerintah Dipuji Sejarahwan
Presiden Joko Widodo bersama Wakil Presiden Jusuf Kalla memimpin rapat terbatas tentang rencana pembangunan Universitas Islam Internasional Indonesia di Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (18/1).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sejarawan Universitas Gadjah Mada (UGM) Fajar Pratikto mengapresiasi rencana pembangunan kampus Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII) di Cimanggis, Depok, Jawa Barat, tanpa harus menggusur cagar budaya Rumah Cimanggis.

"Ini bukti bahwa Pemerintah Indonesia hingga kini masih memiliki kepedulian dan keseriusan untuk merawat serta menjaga bangunan cagar budaya sebagai warisan sejarah," kata Fajar Pratikno dalam keterangan tertulis di Jakarta, Minggu (21/1/2018).

Ia menyambut baik pernyataan Wakil Presiden Jusuf Kalla terkait pembangunan kampus UIII yang tidak akan menggusur serta merusak Rumah Cimanggis.

Menurut Wapres JK pembangunan kampus UIII hanya akan membutuhkan lahan sekitar 15-20 hektar di luar area cagar budaya yang dapat dimanfaatkan.

Rencananya, kampus UIII akan dibangun di areal komplek Tower RRI, Cimanggis, Depok, Jawa Barat, yang total luas lahannya mencapai 187 hektar.

Dalam areal lahan tersebut berdiri sebuah bangunan bekas kediaman istri kedua Gubernur Jenderal VOC Albertus Van Der Parra yaitu Yohana Van Der Parra. Rumah tersebut dibangun antara tahun 1771-1775 yang dikenal kemudian dengan nama Rumah Cimanggis.

Fajar menyayangkan selama ini Pemerintah Kota (Pemkot) Depok tidak menyediakan informasi apapun mengenai Rumah Cimanggis tersebut sebagai bangunan bersejarah. Ia menjelaskan, ada beberapa tolak ukur dalam menentukan nilai sebuah bangunan sejarah.

Hingga, lanjut dia, tidak semua bangunan kuno peninggalan sejarah bisa dinyatakan sebagai cagar budaya.

"Misalnya dikaitkan dengan peristiwa perjuangan bangsa, ketokohan, politik, sosial, budaya yang menjadi simbol nilai kesejarahan pada tingkat lokal maupun nasional," kata Fajar.

Hal lainnya yang menurut Fajar perlu diperhatikan adalah fakta bentuk Rumah Cimanggis yang selama ini amat memprihatinkan dan telah rapuh.

REKOMENDASI

TERKINI