Suara.com - Menyambut 2018, PT Vivo Mobile Indonesia mengaku sudah menyiapkan beragam strategi untuk mempertahankan posisi mereka di pasar smartphone Indonesia. Menurut data IDC, Vivo pada kuartal III 2017 berhasil menempati posisi keempat dengan pangsa pasar 7.5 persen.
Salah satu strategi yang akan dilakukan adalah memperluas pabrik keduanya yang terletak di Cikupa, Banten. Hal itu dilakukan untuk memenuhi regulasi Tingkat Komposisi Dalam Negeri atau TKDN sebesar 35 persen di 2018.
“Target 35 persen masih sangat realistis untuk dicapai. Kami menyambut positif wacana peningkatan TKDN per akhir tahun 2018 oleh Kementerian Perindustrian," kata Edy Kusuma, Brand Manager PT Vivo Mobile Indonesia dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Kamis (4/1/2018).
Selain pemenuhan unsur TKDN, perluasan pabrik diharapkan juga dapat memperluas serapan tenaga kerja lokal. Sejauh ini, sudah ada 14.000 tenaga kerja yang menjadi bagian dari keluarga Vivo Indonesia.
Tak hanya memperluas pabrik, Vivo juga akan memperluas portfolio produk mereka. Vivo, kata Edy, akan menambah produk terbaru di seri V.
“Beberapa produk smartphone akan kami perkenalkan untuk pasar Indonesia tahun ini. Kami juga membuka peluang untuk membawa seri terbaru selain V-Series yang menjadi produk unggulan di tahun lalu," lanjut Eddy.
Dengan komitmen tersebut, Edy menargetkan agar Vivo masuk tiga besar pasar smartphone Indonesia pada 2018. Sejauh ini, Vivo telah memiliki 16.000 dealer lokal, 20.000 terminal pengecer lokal, serta menggandeng 12 e-commerce.
Perluas Pabrik dan Tambah Model Baru Jadi Strategi Vivo di 2018
Kamis, 04 Januari 2018 | 15:12 WIB
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News
BERITA TERKAIT
Vivo Siapkan Tablet Anyar: Sajikan Chipset Performa Tinggi MediaTek, Harga Miring
22 Desember 2024 | 14:08 WIB WIBREKOMENDASI
TERKINI