Obama: Pemimpin Jangan Gunakan Medsos untuk Memecah-belah

Liberty Jemadu Suara.Com
Rabu, 27 Desember 2017 | 20:19 WIB
Obama: Pemimpin Jangan Gunakan Medsos untuk Memecah-belah
Pangeran Harry dari Inggris (kanan) mewawancarai mantan Presiden Barack Obama untuk sebuah program televisi BBC yang tayang pada Rabu (27/12). [AFP/The Obama Foundation]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Mantan Presiden Amerika Serikat, Barack Obama, mendesak tokoh-tokoh pemimpin di dunia untuk bijaksana menggunakan media sosial dan tak memanfaatkan medium tersebut untuk memperkuat perpecahan di tengah masyarakat.

Obama, yang diwawancarai Pangeran Harry dari Inggris dalam sebuah program di BBC, mengatakan bahwa internet bisa memperkuat prasangka pada penggunanya dan ini akan mengarah pada perpecahan di tengah masyarakat.

"Semua pemimpin harus mencari cara untuk menciptakan ruang bersama di dalam internet," kata Obama dalam acara yang ditayangkan pada Rabu (27/12/2017) itu.

"Salah satu bahaya internet adalah setiap orang bisa memiliki realitas yang berbeda-beda. Mereka bisa terpaku pada informasi yang memperkuat bias yang mereka percaya," lanjut Obama dalam wawancara yang digelar pada September lalu di Kanada itu.

Dalam wawancara itu Obama tak menyebut nama penerusnya, Presiden Donald Trump. Tetapi Trump memang dikenal sebagai pengguna media sosial, terutama Twitter yang aktif sejak masa kampanye hingga kini berkuasa.

Melalui akun Twitter-nya, Trump kerap menulis atau menyebarkan gagasan atau konten kontroversial, termasuk yang menghina kelompok masyarakat tertentu di AS bahkan dunia.

Kepada Pangeran Harry, Obama juga mengatakan bahwa tantangan besar saat ini adalah bagaimana menggunakan media sosial untuk membawa kebaikan bagi masyarakat.

"Bagaimana kita memanfaatkan teknologi ini sehingga bisa mendengungkan suara yang beragam, menjadi tempat bertemunya gagasan yang majemuk, tetapi di saat bersamaan tak menyebabkan Balkanisasi di tengah masyarakat dan agar masyarakat memiliki titik pijak yang sama," beber Obama.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI