"Ini memiliki beberapa implikasi yang mengkhawatirkan untuk perubahan permukaan laut di masa depan," kata ahli glasiologi Antartika Inggris Dr Hilmar Gudmundsson, yang tidak terlibat dalam penelitian tersebut.
Profesor Andrew Shepherd, peneliti observasi Bumi di University of Leeds yang juga tidak terlibat dalam studi tersebut, mengatakan bahwa penelitian tersebut mengubah persepsi umum tentang perubahan iklim di Antartika.
"Bukti ketidakstabilan masa lalu berarti kita tidak boleh memikirkan lapisan es Antartika Timur sebagai kebal terhadap dampak perubahan iklim, seperti yang orang cenderung lakukan," katanya.
Namun, dia mencatat bahwa pencairan lapisan es Antartika Timur tidak bisa dihindari.
Baca Juga: Miris, Hanya 2 Anak yang Hidup dari 36.000 Penguin di Antartika
"Itu tidak berarti bahwa kita mengharapkan perubahan di masa depan, itu berarti kita seharusnya tidak mengatasinya," katanya.
Kendati demikian, penelitian ini merupakan kontribusi yang berharga bagi pemahaman ilmiah tentang perubahan iklim di wilayah kutub.
"Perilaku dan dinamika masa lalu lapisan es Antartika termasuk di antara pertanyaan terbuka yang paling penting dalam pemahaman ilmiah tentang bagaimana daerah kutub membantu mengatur iklim global," kata Jennifer Burns, direktur National Science Foundation Antartika Integrated Science System Programme.
"Penelitian ini memberikan bagian penting untuk membantu memecahkan teka-teki besar itu." [Independent]
Baca Juga: Hampir 100 Gunung Berapi Tersembunyi di Balik Es Antartika