Suara.com - Sebuah lapisan es Antartika yang ditemukan tidak bertahan terhadap suhu panas dan mencair. Para ilmuwan memperingatkan, kondisi ini diperkirakan dapat meningkatkan permukaan laut setinggi lima meter jika meleleh.
Lembaran es di Greenland dan Antartika Barat diketahui menyusut, namun Antartika Timur dianggap jauh lebih stabil.
Dalam sebuah makalah baru yang diterbitkan di jurnal Nature, sebuah tim peneliti menemukan bahwa lapisan es Antartika Timur sebenarnya sensitif terhadap perubahan iklim selama jutaan tahun.
Ketidakstabilan ini bisa berarti, lapisan es lebih rentan terhadap pemanasan global saat ini daripada yang diperkirakan sebelumnya. Mengkhawatirkan, lembaran berisi air beku itu dapat menelan kota-kota pesisir di dunia, jika meleleh.
Baca Juga: Miris, Hanya 2 Anak yang Hidup dari 36.000 Penguin di Antartika
"Kami memiliki bukti untuk lapisan es yang sangat dinamis yang tumbuh dan menyusut secara signifikan," kata Profesor Sean Gulick, ahli geofisika di University of Texas Institute for Geophysics dan salah satu penulis penelitian tersebut.
Tim peneliti memusatkan perhatian pada Pantai Sabrina di Antartika, mengumpulkan data geofisika dan geologi selama survei oseanografi pertama di wilayah ini.
"Ada cukup banyak es di wilayah studi kita sendiri yang dapat meningkatkan permukaan laut dunia sebanyak 15 kaki (5 meter)," kata penulis utama Dr. Amelia Shevenell, seorang peneliti di University of South Florida.
Analisis mereka menunjukkan bahwa lapisan es telah mengalami masa ketidakstabilan, namun sekitar enam juta tahun yang lalu distabilkan dan berhenti menghasilkan sejumlah besar air dari pelelehan.
Namun, kekhawatirannya adalah karena perubahan iklim meningkatkan suhu udara, gletser Antartika Timur dapat kembali ke jaman sejarah saat ketidakstabilan mereka dan mulai mencair lagi.
Baca Juga: Hampir 100 Gunung Berapi Tersembunyi di Balik Es Antartika
"Banyak yang kita lihat sekarang di daerah pesisir adalah bahwa pemanasan air laut mencairkan gletser dan es Antartika, namun proses ini mungkin baru permulaan," kata Dr Shevenell.