Suara.com - Para penyelidik dari kepolisian setempat Korea Selatan, mengunjungi markas besar Apple awal pekan ini untuk mengajukan pertanyaan tentang praktik bisnis menjelang peluncuran iPhone X.
Penggerebekan tersebut kemungkinan menimbulkan pertanyaan, apakah pemerintah Korea Selatan berusaha menghambat keberhasilan X, yang telah terjual habis di seluruh dunia.
Produk Apple sangat populer di Korea Selatan, yang merupakan rumah bagi beberapa perusahaan teknologi raksasa, termasuk Samsung dan LG. iPhone X terjual habis saat tersedia untuk pre-order dan kemungkinan akan langsung ludes saat mulai dijual pada Jumat tanggal 24 November besok.
Kondisi ini diperkirakan dapat "mengancam" penjualan produk pesaing Apple.
Baca Juga: iPhone 'Murah' Siap Dirilis 2018
Apple dan Korea Fair Trade Commission memiliki sejarah panjang bersama. Pada tahun 2015, tahun ketika Apple meraih pangsa 33 persen pasar smartphone Korea Selatan, FTC meluncurkan sebuah gugus tugas yang didedikasikan untuk mengeksplorasi apakah perusahaan asing telah 'menyakiti' pasar smartphone domestik.
Roger Kay, presiden firma analisis teknologi Endpoint Technologies Associates, sebelumnya menuduh Korea Selatan memiliki 'agenda proteksionis'. Dalam sebuah artikel untuk Forbes, dia menulis, "Komisi Perdagangan Fair Korea sering mengamuk dalam beberapa tahun terakhir, memberikan tuduhan palsu pada perusahaan asing".
Erik Telford, presiden Pusat Franklin untuk Pemerintah & Integritas Publik, juga mengemukakan keprihatinan serupa.
"Lembaga anti-trust Korea Selatan telah menunjukkan perilaku yang mengkhawatirkan mengancam kelangsungan hidup perusahaan yang melakukan bisnis di Korea Selatan, termasuk perusahaan Amerika besar seperti Apple, Google, Intel, Microsoft, Oracle dan Qualcomm," tulisnya dalam sebuah artikel untuk The Hill. [Metro]
Baca Juga: Waduh, Apple Dituduh Eksploitasi Anak untuk Rakit iPhone X