Sadis! Lelaki Ini Manfaatkan Medsos Bunuh dan Potong 9 Korbannya

Dythia Novianty Suara.Com
Selasa, 21 November 2017 | 17:21 WIB
Sadis! Lelaki Ini Manfaatkan Medsos Bunuh dan Potong 9 Korbannya
Ilustrasi Twitter. [Shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Tersangka pembunuhan ini memasuki sidang pertama. 'Pembunuh Twitter' asal Jepang tersebut diduga telah membunuh dan memotong sembilan orang yang ditemuinya di media sosial.

Takahiro Shiraishi (27) diyakini telah memikat sebagian besar korban perempuannya, berusia antara 15 dan 26, ke apartemennya di dekat Tokyo, tempat dia membunuh mereka dan memotong-motong tubuh mereka.

Dia mengaku, telah membunuh kesembilan orang dan pada hari Senin didakwa melakukan pembunuhan terhadap Aiko Tamura (23).

Shiraishi, yang diduga menyimpan potongan-potongan tubuh di pendingin di sekitar apartemennya yang kecil, diyakini telah melakukan kontak dengan korban bunuh diri di Twitter dan menawarkan untuk membantu mereka meninggal.

Baca Juga: Akun Twitter Pentagon Retweet Desakan Mundur untuk Trump

Setelah Tamura hilang pada bulan Oktober lalu, saudaranya berhasil masuk ke akun Twitter-nya dan melihat gagang yang mencurigakan, menurut media setempat.

Saudari tersebut membantu polisi menemukan dan mengikuti Shiraishi, yang ditangkap bulan lalu saat penyidik menemukannya di apartemennya dengan sisa sembilan orang yang membusuk.

Polisi mengatakan Shiraishi mencekik Tamura pada 23 Oktober dan kemudian menggantung tubuhnya di dalam apartemennya "untuk membunuhnya."

"Dia telah mengatakan kepada penyidik bahwa tidak ada (korbannya) yang benar-benar ingin mati. Mereka hanya menginginkan seseorang untuk diajak bicara," kata seorang juru bicara.

Diperkirakan, tersangka akan dikenai tuduhan membunuh sembilan korban, namun polisi Jepang secara rutin melakukan pendekatan bertahap untuk menangani tersangka kasus-kasus di mana banyak kejahatan telah dilakukan.

Baca Juga: Klaim Diretas, Twitter Menteri Australia Sukai Video Porno Gay

Strategi ini memungkinkan mereka untuk menahan tersangka mereka untuk waktu yang lama sampai mereka yakin bahwa seluruh kasus mereka terungkap. [Asiaone]

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI