Tablet Berusia 4000 Tahun Ini, Ungkap 11 Kota 'Hilang'

Dythia Novianty Suara.Com
Kamis, 16 November 2017 | 09:26 WIB
Tablet Berusia 4000 Tahun Ini, Ungkap 11 Kota 'Hilang'
Ilustrasi alat-alat rumah tangga zaman perunggu. [Shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Masa lalu seperti puzzle yang jika disusun satu persatu akan menemukan bentuk lain. Seperti tablet yang diprediksi berusia 4000 tahun di tulis oleh pedagang zaman perunggu, dibuat dari tanah liat.

Seorang sejarahwan dan tiga ekonom telah mengembangkan cara baru untuk menentukan lokasi kota-kota yang hilang di dunia kuno. Kota kuno Kanesh, yang terletak di tengah Turki modern, merupakan pusat perdagangan di wilayah Anatolia empat ribu tahun yang lalu.

Arkeolog zaman modern telah menemukan artefak dari kota tersebut, termasuk lebih dari 23.000 teks runcing, yang ditulis di tanah liat oleh para pedagang Asyur kuno.

"Teks itu sendiri kebanyakan adalah surat bisnis, dokumen pengiriman, catatan akuntansi, kontrak segel dan kontrak," menurut kertas kerja oleh Gojko Barjamovic, Thomas Chaney, Kerem A. Cosar dan Ali Hortacsu.

Baca Juga: Mumi Zaman Perunggu Ini Akan Kembali 'Berbicara', Mungkinkah?

Barjamovic adalah seorang ahli dalam sejarah Asyur, kerajaan Timur Tengah kuno yang didirikan di dekat Sungai Tigris di Irak yang sekarang. Rekan penulisnya masing-masing adalah ekonom Paris Institute of Political Studies, University of Virginia dan University of Chicago.

Setelah diterjemahkan, tablet dari tanah liat itu berisi seputar bisnis barter dikala itu.

"Dari Durhumit sampai Kaneš saya mengeluarkan biaya 5 minas sulingan (tembaga), saya menghabiskan 3 minas tembaga sampai Wahšušana, saya mengakuisisi dan menghabiskan barang-barang kecil dengan nilai 4 shekel perak," tulisnya.

Menariknya, ada sebutan permukiman yang beberapa di antaranya telah ditemukan, yang lainnya masih belum diketahui. Dalam catatan di atas, misalnya, sementara Kaneš (Kanesh) telah ditemukan dan digali. Durhumit saat ini kehilangan sejarah.

Secara tradisional, sejarawan dan arkeolog telah menganalisis teks seperti ini untuk beberapa informasi kualitatif yang mungkin menemukan lokasi deskripsi fitur lansekap, misalnyacatau indikasi jarak atau arah dari kota lain yang diketahui.

Tapi Barjamovic dan rekan penulisnya memiliki gagasan berbeda, bagaimana jika mereka menganalisis data kuantitatif yang terdapat dalam tablet?

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI