Facebook Bikin Ulah Lagi, Sensor Kartu Natal Karena Terlalu Seksi

Liberty Jemadu Suara.Com
Rabu, 15 November 2017 | 20:58 WIB
Facebook Bikin Ulah Lagi, Sensor Kartu Natal Karena Terlalu Seksi
Foto kartu Natal bergambar burung Robin yang dinilai Facebook sebagai konten tak senonoh dan akhirnya diblokir. [Facebook/Jackie Charlie Art]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Facebook kembali bikin ulah dengan kebijakan sensornya yang serampangan dan semena-mena. Kali ini giliran sebuah foto kartu Natal bertema lingkungan yang dinilai Facebook "terlalu seksi" dan tak layak ditampilkan di media sosial tersebut.

Jackie Charley, seniman yang menggambar kartu Natal itu, menggungah karyanya ke laman Facebook pribadinya pada akhir bulan lalu. Dalam kartu-kartu Natal itu terdapat gambar burung robin berdada merah, seekor tupai, dan seekor rusa dengan latar belakang salju.

"Menggelikan, Facebook memblokir kartu-kartu Natal karya saya yang akan saya pajang di toko saya karena (kartu-kartu Natal) itu mengumbar kemesuman dan seksualitas," tulis Charley.

"Tampaknya kami tak bisa menerima produk-produk Anda karena kami tak mengizinkan penjualan produk atau layanan dewasa (contohnya alat pemuas seksual atau video dewasa)," bunyi pernyataan Facebook seperti yang disalin Charley.

Foto yang diblokir Facebook adalah gambar burung robin berdada merah. Foto itu diblokir kala Charley ingin mengunggahnya untuk dijual di laman Facebooknya.

"Jelas tak ada unsur dalam foto-foto itu yang tidak pantas," kata artis berusia 52 tahun yang tinggal di Skotlandia itu kepada The Guardian.

Facebook baru mengizinkan foto-foto itu diunggah kembali setelah keluhan Charley mendapat perhatian media-media

Dalam pernyataannya Facebook memberi alasan standard.

"Tim kami memproses jutaan foto setiap pekan dan kadang-kadang kami tak keliru memblokir konten, seperti yang terjadi dalam kasus ini. Kami menerima unggahan Jackie setelah menyadari kesalahan kami dan kami sungguh menyesal atas ketidaknyamanannya," tulis Facebook.

Ini bukan pertama kali Facebook bertindak semena-mena, tanpa pertimbangan matang.

Pada awal 2017 Facebook seenaknya memblokir foto patung Dewa Neptunus dari abad 16 yang berdiri di pusat kota Bologna, Italia. Foto patung yang diunggah penulis Elisa Barberi itu dinilai tidak senonoh.

Tahun lalu pendiri dan bos Facebook, Mark Zuckerberg, dituding mengganggap diri sebagai "master para editor" karena Facebook secara sepihak menghapus foto "Napalm Girl" yang diunggah seorang wartawan Norwegia. Foto itu sendiri merupakan salah satu karya jurnalistik bersejarah yang telah mengubah pandangan dunia tentang Perang Vietnam.

Gencar memberangus konten-konten yang dinilainya sebagai pornografi, Facebook sendiri dituding cuek terhadap konten-konten yang berisi ujaran kebencian dan hoax.
Contohnya pada kasus Pemilihan Presiden Amerika Serikat pada 2016 lalu, ketika Rusia dengan leluasa mengungah dan menyebarkan ratusan ribu konten pengadu domba yang dinilai menguntungkan kandidat Partai Republik, Donald Trump.

Konten-konten ujaran kebencian dan hoax yang beredar di Facebook juga ditemukan dalam kampanye pemilu Prancis dan jelang referendum Brexit di Inggris.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI