Microsoft: Indonesia Masuk dalam 5 Negara Paling Rentan Malware

Rabu, 15 November 2017 | 18:47 WIB
Microsoft: Indonesia Masuk dalam 5 Negara Paling Rentan Malware
Logo Microsoft. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Berdasarkan laporan Microsoft Security Intelligence 2017 Volume 22, Indonesia masuk ke dalam lima besar negara yang paling rentan diserang malware. Laporan tersebut juga menyebutkan bahwa pengguna PC di Indonesia yang mengunduh malware tercatat lebih dari 20 persen.

Menanggapi fakta tersebut, Linda Dwiyanti selaku Chief of Marketing and Operation Microsoft Indonesia mengatakan bahwa masih banyak konsumen Indonesia yang menggunakan sistem operasi Windows yang lama, sehingga tidak lagi mendapatkan update keamanan.

"Di Indonesia masih banyak yang menggunakan sistem operasi yang lama, jadi tidak update. Apalagi, masih banyak bajakan," ujarnya, di Jakarta, Rabu (15/11/2017).  

Padahal, lanjut Linda, malware akan terus berkembang menjadi semakin canggih. Ia pun menyarankan kepada konsumen untuk senantiasa menggunakan software asli yang disediakan Microsoft.

"Menggunakan sistem operasi terbaru dan asli membuat perlindungan komputer semakin kuat. Anda akan mendapatkan update keamanan berkala dari Microsoft," ia menyarankan.

Lebih lanjut, Linda mengatakan bahwa pihaknya akan terus melakukan edukasi ke masyarakat dengan berbagai kegiatan kepada konsumen. Tak hanya kepada konsumen, Microsoft juga akan gencar berkolaborasi dengan vendor hardware untuk mengupayakan agar sistem operasi yang asli sudah diinstal sebelum produk dijual.

"Kita juga bekerja sama dengan vendor hardware seperti HP, Lenovo, dan Asus, untuk mengupayakan agar sistem operasi sudah diinstall di pabrik. Kalau dijual tanpa OS, maka konsumen rawan memasang OS bajakan," katanya.

Di masa depan, Ia menjelaskan bahwa kerja sama dengan vendor hardware soal penggunaan software asli akan terus digalakkan. Hal tersebut tidak terlepas dari upaya Microsoft untuk melindungi konsumen.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI