KEIN Cari Referensi Pembangkit Listrik Nuklir Hingga ke AS

Liberty Jemadu Suara.Com
Kamis, 09 November 2017 | 05:41 WIB
KEIN Cari Referensi Pembangkit Listrik Nuklir Hingga ke AS
Sebuah fasilitas pembangkit listrik tenaga nuklir di Jerman. [Shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Komite Ekonomi dan Industri Nasional menjajaki kemungkinan pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir di Indonesia dengan melakukan studi banding ke Amerika Serikat.

"Studi banding ke Amerika Serikat bisa menjadi refrensi jika Indonesia mempertimbangkan untuk membangun PLTN sebagai alternatif persiapan pengganti energi batubara, minyak, dan gas yang segera habis paling lama 2035," kata Ketua Pokja Energi dan Sumber Daya Mineral KEIN, Zulnahar Usman seperti dilansir Antara, Rabu (8/11/2017).

Pada Jumat, 3 November 2017, Delegasi KEIN Pokja Energi dan Sumber Daya Mineral, dipimpin Zulnahar melakukan kunjungan kerja ke laboratorium nuklir pertama dan terbesar di Amerika Serikat, Argonne National Laboratory.

Dalam kunjungan itu, delegasi Komite Ekonomi dan Industri Nasional (KEIN) diterima langsung oleh Dr. Jordi Roglans-Ribas kepala divisi Nuclear Engineering Argonne National Laboratory dan beberapa personel inti divisi Nuclear Engineering lainnya.

"Kunjungan itu untuk memenuhi undangan dari salah satu pusat penelitian nuklir sekaligus studi tentang thorium, teknologi nuklir generasi maju, sebagai persiapan menghadapi bila mana Pemerintah memutuskan untuk memanfaatkan tenaga nuklir sebagai bauran energi," ujar Zulnahar.

Agenda utama KEIN adalah untuk mengetahui dan mempelajari pembangkit tenaga nuklir dengan jenis Molten Salt Reactor (MSR) yang kini sedang dipertimbangkan oleh pemerintah sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) pertama yang diharapkan dapat beroperasi sebelum 2025.

KEIN juga sempat meninjau PLTN Braidwood jenis konvensional dengan tipe Pressurized Water Reactor yang sudah berumur lebih dari 30 tahun dan masih beroperasi dengan baik tanpa ada masalah.

Menurut Zulnahar, jenis reaktor PLTN yang secara ekonomis dapat bersaing dengan PLT Batubara adalah PLTN dengan jenis MSR atau Pembangkit Listrik Tenaga Thorium (PLTT).

Delegasi KEIN selama satu hari penuh melihat berbagai fasilitas penelitian di Argonne National Laboratory yang memiliki 3500 karyawan, yang bekerja di sektor desain, pengoperasian dan simulasi reaktor MSR di Argonnne.

Pada kesempatan itu, Zulnahar Usman mengusulkan kerja sama antara Argonne National Laboratory dengan Indonesia dalam proses persiapan percepatan pembangunan PLTN pertama Indonesia.

Hal itu disambut baik Jordi, yang berharap dalam waktu dekat dapat melakukan kunjungan ke Indonesia dan diteruskan dengan program kerja sama yang dapat dimulai pada tahun 2018 dalam beberapa sektor antara lain, pelatihan dalam teknologi reaktor generasi maju bagi mahasiswa, dan insinyur-insinyur muda Indonesia.

"Pemerintah Indonesia harus segera mengambil kebijakan yang progresif dalam hal ini untuk kepentingan masyarakat dan bangsa yang mana energi nuklir berbasis thorium dapat menjadi solusi dalam ketahanan energi bangsa Indonesia dan menjadikan Indonesia sebagai negara terdepan dalam teknologi nuklir generasi maju," ujarnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI