Arab Saudi Berikan Kewarganegaraan Pada Robot Sophia

Liberty Jemadu Suara.Com
Minggu, 29 Oktober 2017 | 19:00 WIB
Arab Saudi Berikan Kewarganegaraan Pada Robot Sophia
Robot Sophia berbicara di arena Future Investment Initiative di Riyadh, Arab Saudi pada akhir Oktober 2017. [YouTube]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Arab Saudi pada pekan ini mengumumkan telah memberikan kewarganegaraan pada sebuah robot mirip manusia. Arab Saudi mengklaim sebagai negara pertama yang pernah memiliki warga negara robot.

Diumumkan dalam sebuah konferensi inovasi dan investasi di Riyadh pada pekan ini, kewarganegaraan itu diberikan kepada Sophia, sebuah robot mirip perempuan yang dikembangkan oleh sebuah perusahaan Hong Kong, Hanson Robotic. Sophia dibuat pada 2015.

Menurut David Hanson, pendiri Hanson Robotic, Sophia diotaki oleh teknologi kecerdasan buatan (artificial inteligence) dan mampu mengenali wajah manusia. Wajah Sophia, yang terbuat dari silikon, mampu meniru 62 ekspresi mimik wajah manusia.

"Kulit bak porselen, hidung mancung, bertulang pipi tinggi, memiliki senyum menawan, dan tatapan yang sangat ekpresif," demikian Hanson menggambarkan Sophia, robot yang wajahnya dirancang mirip mendiang Audrey Hepburn itu.

Dalam acara itu, Sophia dihadirkan di panggung dan diwawancarai oleh seorang moderator.

"Saya adalah robot termutakhir dan terhebat dari Hanson Robotics. Saya rasa orang lebih senang berinteraksi dengan saya ketimbang dengan manusia lainnya," ujar robot itu.

Tak lama kemudian, sang moderator mengumumkan kepada para peserta konferensi bahwa Sophia telah dianugerahi kewarganegaraan oleh Kerajaan Saudi.

"Terima kasih kepada Kerajaan Arab Saudi. Saya sangat merasa terhormat dan bangga. Ini merupakan momen bersejarah karena saya adalah robot pertama di dunia yang memiliki kewarganegaraan," kata Sophia.

Pemberian status kewarganegaraan kepada Sophia diakui oleh Kementerian Kebudayaan dan Informasi Saudi dalam situs resminya.

Meski demikian, seperti diwartakan media Jerman, Deutsch Welle, pemberian status kewarganegaraan kepada Sophia tak melulu disambut kegembiraan, bahkan oleh warga Saudi sendiri.

Para pengguna media sosial di Saudi mencibir kebijakan pemerintahnya, karena Sophia disebut memiliki hak lebih besar ketimbang para perempuan Saudi sendiri. Mereka mengatakan bahwa Sophia kini wajib mengenakan hijab, tak boleh berbaur dengan lelaki yang bukan mahramnya, dan harus memiliki wali.

"Satu hari nanti saya ingin menjadi seperti Sophia dan memperoleh hak-hak saya," tulis seorang pengguna Twitter Saudi berakun @o7_fy.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI