Kemkominfo Bantah Mesin Sensor Kemahalan

Minggu, 29 Oktober 2017 | 16:35 WIB
Kemkominfo Bantah Mesin Sensor Kemahalan
Direktur Jenderal Aplikasi Teknologi Informatika Semuel Abrijani Pangerapan [suara.com/Maidian Reviani]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Dirjen Aplikasi dan Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika, Semuel Abrijani Pangerapan, menegaskan bahwa proyek mesin sensor internet dengan sesuai dengan prosedur yang berlaku.

Pria yang juga pernah menjabat sebagai Ketua Umum Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) ini, juga membantah bahwa proyek tersebut terlampau mahal.

"Kemahalan di mana? Mahalkan relatif, perlu pahami juga perangkat yang dibeli," ujarnya usai membuka acara "Google Developers Launchpad" di Jakarta, Minggu (29/10/2017).

Semuel menjelaskan bahwa dana yang didapatkan dari proses lelang akan dipergunakan untuk membangun pusat kendali di kantor Kominfo. Selain itu, dana juga akan digunakan untuk membangun pusat data untuk menempatkan server.

"Belum lagi, untuk menghadirkan orang-orang yang mengoperasikan mesin ini. Selain itu, perlu juga untuk koneksi si mesin," lanjutnya.

Nantinya, sekitar 60 orang akan menjadi operator dari mesin sensor berbasis crawling itu. Operator-operator tersebut akan bertugas untuk menganalisis konten yang dianggap mencurigakan.

Sebagai informasi, proses lelang dimenangkan oleh PT. Industri Telekomunikasi Indonesia (INTI). Adapun harga yang diajukan PT Inti adalah Rp 198 miliar dengan harga terkoreksi Rp 194 miliar.
 
Diberitakan sebelumnya, Lembaga kajian Internet Development Institute (ID Institute) berpendapat bahwa proyek mesin sensor konten negatif yang dilakukan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) terlalu mahal.  

"Kita hitung saja layanan penapisan yang lazim itu berapa harganya. Jadi silakan dihitung sendiri, enggak sampai ratusan juta kok tanpa harus membangun infrastruktur sendiri," jelas perwakilan dari ID Institute, Muhammad Salahuddien.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI