Paus kepada Astronot: Kamu Menatap Bumi dari Mata Allah

Liberty Jemadu Suara.Com
Jum'at, 27 Oktober 2017 | 06:49 WIB
Paus kepada Astronot: Kamu Menatap Bumi dari Mata Allah
Paus Fransiskus berbicara dengan para astronot di ISS melalui sambungan telepon vido dari Vatikan pada Kamis (26/10). [AFP/Osservatore Romano]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Bumi adalah objek yang rapuh, yang bahkan bisa merusak dirinya sendiri, demikian salah satu isi perbincangan Paus Fransiskus dengan para astronot yang sedang bertugas di Stasiun Antariksa Internasional (ISS) melalui sambungan telepon video pada Kamis (26/20/2017).

Paus Fransiskus yang berbicara dari Vatikan, menghabiskan waktu selama 20 menit dengan 6 awak ISS dalam perbincangan yang turut disponsori oleh Badan Antariksa Eropa (ESA) itu.

"Halo ESA di Vatikan. Ini dengan Stasiun Antariksa. Kami mendengar kalian dengan jelas," sapa para astronot ketika memulai obrolan, seperti diulas Reuters.

"Selamat pagi atau selamat siang," jawab Fransiskus yang duduk di balik meja dan menghadap ke layar televisi, "Karena di luar angkasa, kita tak bisa mengetahui (waktu)."

Dalam perbincangan itu Fransiskus tampaknya tersentuh oleh komentar Randy Bresnik, satu dari tiga astronot Amerika Serikat di ISS yang juga menjabat sebagai komandan misi. Bresnik mengatakan yang paling membuatnya gembira di ISS adalah ia bisa melihat ciptaan Tuhan "sedikit dari perspektif Tuhan itu sendiri."

"Tak ada orang yang jiwanya tak tersentuh jika berada di sini dan menyaksikan betapa tak terkiranya keindahan Bumi kita. Tak ada batas, tak ada konflik, hanya kedamaian," kata Bresnik.

Paus Fransiskus menimpali komentar Bresnik ini dengan antusias.

"Bumi adalah benda yang rapuh, atmosfernya sangat tipis, sangat mungkin merusak dirinya sendiri, dan Anda berada di sana untuk melihatnya dari sudut pandang Allah," kata Fransiskus.

Fransiskus sendiri adalah paus kedua di dunia yang pernah berbicara via telepon dengan para astronot di ISS. Paus Benediktus telah memulai tradisi ini pada 2011 lalu, ketika ia meminta dunia untuk melindungi alam ciptaan Tuhan.

Sergey Ryazanskiy, satu dari dua kosmonot Rusia di ISS, mengatakan bahwa ia memilih untuk menjadi antariksawan karena kakeknya adalah salah satu pimpinan insinyur yang merancang Sputnik, satelit buatan manusia pertama di dunia yang dikirim Uni Soviet ke luar angkasa pada 1957.

"Jangan pernah melupakan dari mana kita berasal. Itu adalah harapan dan kekuatan kita," kata Fransiskus mendengar kisah Ryazanskiy.

Sebagai penerjemah dalam perbincangan itu adalah Paolo Nespoli, astronot Italia yang sedang bertugas di ISS.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI