Tanpa 7 Organ Ini Kamu Masih Bisa Hidup

Liberty Jemadu Suara.Com
Selasa, 24 Oktober 2017 | 07:11 WIB
Tanpa 7 Organ Ini Kamu Masih Bisa Hidup
Ilustrasi anatomi tubuh manusia. [Shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Tubuh manusia memiliki daya tahan luar biasa. Ketika kamu mendonorkan 480 mililiter darah, kamu akan kehilangan sekitar 3,5 triliun sel darah merah, tetapi tubuh bisa menggantinya dengan cepat.

Anda bahkan bisa kehilangan bagian-bagian besar organ vital dan tetap hidup. Misalnya, orang bisa hidup relatif normal hanya dengan separuh otak. Organ-organ lain bisa dibuang sepenuhnya tanpa membawa dampak terlalu besar bagi hidup Anda.

Berikut adalah sebagian “organ-organ non-vital" pada tubuh manusia seperti yang diulas di The Converstation.

Limpa

Organ ini terletak di sisi kiri abdomen, agak ke belakang di bawah tulang rusuk. Limpa lazimnya dibuang karena cedera. Karena terletak di dekat tulang rusuk, limpa rentan terhadap trauma abdominal. Limpa dibungkus kapsul mirip kertas tisu, yang mudah robek, menyebabkan darah merembes dari limpa yang rusak. Jika tidak didiagnosis dan dirawat, kerusakan itu akan menyebabkan kematian.

Jika Anda melihat ke dalam limpa, ia memiliki dua warna mencolok. Warna merah tua dan kantong-kantong kecil putih. Kedua warna itu terhubung dengan berbagai fungsi. Warna merah berperan dalam penyimpanan dan daur ulang sel-sel darah merah, sedangkan warna putih terkait dengan sel-sel putih dan platelet.

Anda bisa hidup baik-baik saja tanpa sebuah limpa. Ini karena hati juga memainkan peran dalam daur ulang sel-sel darah merah dan komponen-komponennya. Begitu pula, jaringan-jaringan lain limfoid dalam tubuh membantu dengan fungsi imun limpa.

Lambung

Lambung menjalankan empat fungsi utama: pencernaan mekanis dengan berkontraksi untuk menggiling makanan, pencernaan kimiawi untuk mengurai makanan, lalu absorpsi dan sekresi. Lambung kadang-kadang dibuang dengan pembedahan karena kanker atau trauma. Pada tahun 2012, seorang perempuan Inggris harus dibuang lambungnya setelah mencerna koktail yang mengandung nitrogen cair.

Setelah lambung dibuang, para ahli bedah menghubungkan esofagus (kerongkongan) langsung dengan usus halus. Dengan pemulihan yang baik, orang bisa memakan makanan normal bersama suplemen vitamin.

Organ-organ reproduktif

Organ-organ reproduktif pada laki-laki dan perempuan adalah, masing-masing, testis dan ovarium. Struktur organ-organ itu berpasangan dan orang masih bisa punya anak hanya dengan satu organ yang berfungsi.

Pembuangan salah satu atau keduanya biasanya disebabkan oleh kanker atau, pada laki-laki, trauma, sering disebabkan oleh kekerasan, olahraga atau kecelakaan lalu lintas.

Pada perempuan, uterus (rahim) juga bisa diangkat. Prosedur ini (histerektomi) menghilangkan kemampuan perempuan untuk mempunyai anak dan juga menghentikan daur menstruasi pada perempuan yang belum memasuki masa menopause.

Penelitian menunjukkan bahwa perempuan yang ovariumnya diangkat tidak mengalami penurunan harapan hidup. Menariknya, pada beberapa populasi laki-laki, pembuangan semua testis bisa menyebabkan peningkatan harapan hidup.

Usus besar

Kolon (atau usus besar) adalah tabung sepanjang sekitar 182 sentimeter dan memiliki empat bagian dengan nama: kolon menanjak (ascending), kolon melintang (transverse), kolon menurun (descending) dan kolon sigmoid.

Fungsi utama kolon adalah menyerap kembali air dan menyiapkan feses dengan memadatkannya. Keberadaan kanker atau penyakit-penyakit lain bisa menimbulkan perlunya membuang sebagian atau seluruh kolon.

Kebanyakan orang pulih sepenuhnya setelah pembedahan ini, walaupun mereka mendapati perubahan dalam kebiasaan-kebiasaan isi perut. Memakan makanan-makanan lunak pada mulanya dianjurkan untuk membantu proses penyembuhan.

Kantung empedu

Kantung empedu terletak di bawah hati di sisi kanan atas abdomen, tepat di bawah tulang rusuk. Kantung empedu menyimpan sesuatu yang disebut empedu. Empedu terus-menerus diproduksi oleh hati untuk mengurai lemak, tetapi ketika tidak diperlukan dalam pencernaan, empedu disimpan dalam kantung empedu.

Ketika usus mendeteksi lemak, sebuah hormon dilepas dan menyebabkan kantung empedu berkontraksi, memaksa empedu masuk ke usus untuk membantu mencerna lemak. Meski begitu, kolesterol yang berlebihan dalam empedu bisa membentuk batu empedu, dan bisa menyumbat pipa-pipa kecil yang mengedarkan empedu. Jika ini terjadi, mungkin kantung empedu perlu dibuang. Pembedahan ini dikenal sebagai cholecystectomy. Setiap tahun, sekitar 70.000 orang menjalani proses ini di Inggris.

Banyak orang yang memiliki batu empedu tanpa menimbulkan gejala apa pun, tetapi sebagian lainnya tidak terlalu beruntung. Pada tahun 2015, seorang perempuan India menjalani pembedahan untuk membuang 12.000 batu empedunya—sebuah rekor dunia.

Umbai cacing

Umbai cacing adalah struktur kecil mirip cacing dengan ujung-ujung buntu yang terletak di usus buntu, pada pertemuan antara usus besar dan usus halus. Pada mulanya dianggap sudah tidak berfungsi lagi, kini diyakini berperan sebagai sebuah “rumah aman” bagi bakteri-bakteri baik usus, memungkinkan mereka menyebar lagi ketika diperlukan.

Karena sifat tertutup umbai cacing, ketika isi usus memasukinya, isi yang masuk itu sulit keluar dan umbai cacing mengalami peradangan. Inilah yang disebut apendisitis. Dalam kasus-kasus yang parah, umbai cacing harus dibuang melalui operasi bedah.

Tetapi perlu diperhatikan: hanya karena umbai cacing Anda sudah diangkat, bukan berarti itu tidak bisa kembali dan tidak membikin Anda merasa nyeri lagi. Ada beberapa kasus di mana sisa umbai cacing mungkin tidak dibuang sepenuhnya, dan itu bisa menjadi radang lagi, menyebabkan “stumpitis”. Orang dengan umbai cacing dibuang tidak merasakan perbedaan dalam kehidupan mereka.

Ginjal

Sebagian besar orang memiliki dua ginjal, tetapi Anda bisa bertahan dengan hanya satu ginjal—atau bahkan tanpa ginjal sama sekali (dengan bantuan dialisis). Ginjal berperan menyaring darah untuk menjaga keseimbangan air dan elektrolit, di samping keseimbangan asam-basa.

Ginjal menjalankan fungsi itu dengan bertindak seperti ayakan, menggunakan beragam proses untuk mempertahankan hal-hal yang penting seperti protein, sel dan nutrisi yang dibutuhkan tubuh. Yang lebih penting, ginjal menyingkirkan banyak hal yang tidak kita perlukan, membiarkan mereka lepas dari ayakan untuk meninggalkan ginjal sebagai urine.

Ada banyak alasan orang harus merelakan satu ginjal—atau kedua ginjal – diangkat: kondisi warisan, kerusakan karena narkoba dan alkohol, atau bahkan infeksi. Untuk orang yang kedua ginjalnya gagal, perawatannya adalah dengan cuci darah (dialysis).

Ada dua bentuk cuci darah: hemodialisis dan dialisis peritoneal. Hemodialisis dilakukan dengan menggunakan sebuah mesin yang berisi solusi dekstrosa untuk membersihkan darah, sedangkan dialisis peritoneal menggunakan kateter khusus yang dimasukkan ke dalam abdomen untuk memasukkan dan mengeluarkan solusi dekstrosa secara manual. Kedua metode ini mengeluarkan kotoran tubuh.

Jika seseorang menjalani cuci darah, harapan hidupnya bergantung pada banyak hal, termasuk jenis dialisis, jenis kelamin, penyakit-penyakit lain yang mungkin diderita orang itu dan umur. Penelitian mutakhir menunjukkan bahwa seseorang yang menjalani proses cuci darah pada usia 20 tahun memiliki harapan hidup 16-18 tahun, sedangkan orang yang sudah berusia 60-an mungkin hanya memiliki harapan hidup lima tahun.

Artikel ini pertama kali terbit dalam bahasa Inggris.

The Conversation

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI